Rabu, 01 Oktober 2008

Resume Penelusuran KLB diare di Jembrana

RESUME HASIL PENELUSURAN KLB MUNTAH BERAK

DI KABUPATEN JEMBRANA



Latar belakang: Sejak Rabu 28 Agustus 2008, telah terjadi ledakan kasus muntah berak di Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana, khususnya di 2 banjar yaitu Banjar Wali Desa Yeh Embang dan Banjar Bangli Desa Yeh Embang Kangin. Jumlah penderita muntah berak di 2 banjar tersebut sampai tanggal 4 September 2008 sebanyak 64 penderita. Muntah berak adalah gejala dari kumpulan penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan (gastro-enteritis). Agen penyebabnya adalah golongan bakteri (Escherichia coli, Vibrio Cholerae, dll), virus (Rotavirus, dll), parasit (Amoeba, Giardia, Funggus, dll). Pada umumnya kumpulan penyakit tersebut tergolong food-borne diseases, yaitu penyakit yang ditularkan lewat perantaraan makanan dan/atau minuman. Jika dilihat dari onset penyakit, Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi di Kabupaten Jembrana termasuk wabah tipe common source karena terjadinya sangat cepat dan terjadi di 2 banjar dengan jarak yang cukup jauh.

Rumusan masalah: Apa dan dimana sumber penularan KLB tersebut?, Bagaimana rantai penularan dari KLB tersebut dan apa saja terlibat dalam penyebarannya?, Apa agen penyebab dari KLB tersebut, apakah bakteri, virus atau parasit?

Tujuan penelitian: Mengetahui sumber penularan KLB muntah berak, mengetahui rantai penularan KLB muntah berak, mengetahui agen penyebab KLB muntah berak.

Hipotesis: Telah terjadi wabah muntah berak di Banjar Wali Desa Yeh Embang dan Banjar Bangli Desa Yeh Embang Kangin Kecamatan Mendoyo yang diduga disebabkan oleh V. cholerae atau toxinnya yang besumber dari makanan atau minuman, pada tanggal 28 Agustus sampai dengan 4 September 2008.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan macthed case-control (kasus- kelola), Yang dipasangkan adalah: jenis kelamin, umur dan tempat tinggal

Definisi kasus: adalah orang yang telah didiagnosis menderita muntah berak oleh RSUD Jembrana, Puskesmas Mendoyo dan Puskesmas Pekutatan.

Sampel: Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 68 orang yang terdiri dari 34 kasus dan 34 kontrol. Sampel diambil dengan metode simple random sampling.

Pengambilan data: Data di ambil dengan melakukan wawancara ke rumah-rumah menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian: Dari 68 responden 55,9% laki-laki dan 44,1% wanita yaitu 19 laki-laki pada kasus dan kontrol, 15 wanita pada kasus maupun pada kontrol, 35,4% bekerja sebagai petani, 23,1% tidak bekerja pegawai swasta dan pelajar masing-masing 12,3% dan sisanya buruh 10,8%, wiraswasta dan pedagang masing-masing 3,1%. Menggunakan sumur 19,1% pada kasus 17,6% pada kontrol, menggunakan PDAM pada kasus 8,8% dan pada kontrol sebanyak 4,4%, menggunakan mata air 5,9% pada kasus 8,8% pada kontrol. Semua responden menggunakan air ini untuk kepentingan rumah tangga termasuk air minum, masak, cuci piring dan MCK. Hampir semua responden telah merebus air yang akan diminum. Dari sekian banyak makanan yang dikonsumsi selama 3 (tiga) hari sebelum sakit, ternyata hanya makanan yang berasal dari patungan (mapatung) yang mempunyai perbedaan sangat signifikan antara kasus dan kontrol, dengan nilai odds ratio (OR) = 21 (p=0,002; α=0.05) yang berarti orang yang makan makanan dari mepatung mempunyai risiko 21 kali lebih tinggi terkena muntaber dari pada orang yang tidak makan.

Hasil Laboratorium: Hasil kultur rectal swab dan muntahan pada penderita muntaber ditemukan V. cholerae. Dari kultur sampel makanan tahu, tempe, pepes pindang dan air sungai, sumur, perpipaan desa serta perpipaan banjar ditemukan I V. cholerae.

Kesimpulan: Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Penyebab KLB adalah V. cholerae. Sumber KLB adalah makanan yang saat pengolahannya terkontaminasi V. cholerae dengan konsentrasi melebihi batas toleransi dari penderita. Rantai penularan adalah melalui makanan yang dalam pengolahannya tidak memenuhi standar kesehatan.

Saran: Kepada masyarakat; pengadaan air besrsih dan jamban, prilaku hidup sehat. Kepada Dinas Kesehatan; mengembangkan sistem pengawasan dan keamanan makanan seperti Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), pembinaan dan pengawasan pedagang makanan/minuman, perlindungan dan kaporitisasi sumber air, penyuluhan tentang kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan


Tidak ada komentar: