Kamis, 28 Agustus 2008

LOWONGAN PT ASURANSI SINAR MAS

PT ASURANSI SINAR MAS


Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia menawarkan tantangan berkarir dengan posisi :


  1. Carier Development Programme (CDP)

  • Min S1

  • Bersedia menjalani ikatan dinas selama 3 tahun

  • Kreatif dan inovatif

  • Memiliki integritas tinggi

  • Berorientasi pada perbaikan efisiensi dan efektifitas


  1. Branch Admin Support

    • Min SMU/D3 dan mampu mengoperasikan aplikasi computer (Ms office ward dan exel)


  1. Surveyor & Purchasing spare part

    • Min D3- diutamakan teknik mesin atau yang memiliki pengalaman di bidang otomotif



Kirim lamaran, CV, foto 4 X 6 ke alamat

PT Asuransi Sinar Mas

Wisma asuransi sinar mas

Jl. Fachrudin 18 Jakarta Pusat 10250

Email : recruit@sinarmas.co.id

www.sinarmas.ci.id/career

Minggu, 17 Agustus 2008

PERANAN KESEHATAN PARIWISATA DALAM MENUNJANG PROGRAM VISIT INDONESIA YEAR 2008

Program visit Indonesia year 2008 tentunya bukan sebatas hanya wacana, melainkan perlu langkah strategis untuk mewujudkannya. Jika ditinjau dari kondisi kesehatan lingkungan dan makanan kita masih perlu melakukan perbaikan disana-sini. Namun demikian dukungan semua pihak diperlukan untuk mewujudkannya

Bali adalah objek pariwisata yang sudah dikenal luas. Para wisatawan banyak yang berkunjung ke Bali dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin berlibur, berbisnis, merawat kesehatan dan sebagainya. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali pada tahun 2005 terdapat 1.383.231 wisman, tahun 2006 terdapat 1.258.178 wisman dan tahun 2007 terdapat 1.664.854 wisman.

Hal ini mengindikasikan bahwa banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali setiap tahunnya dan memberi keuntungan devisa bagi pemerintah dan para pelaku pariwisata. Kita ketahui pula banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada bidang pariwisata. Pariwisata menjadi bidang utama dalam pembangunan Bali kedepan.

Pemerintah telah membuat program Visit Indonesia Year 2008. Program ini bertujuan memperkenalkan pariwisata Indonesia ke dunia internasional sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek-objek pariwisata yang ada di Indonesia. Bagaimana kesiapan kita dalam menjalankan program tersebut ?.

Indonesia memang banyak memiliki objek pariwisata yang dapat dikembangkan dan beberapa daerah telah menjadi daerah basis pariwisata. Untuk itu tidaklah sulit untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Kalau dipandang dari fasilitas pariwisata yang kita miliki seperti restaurant, hotel, tempat hiburan, akomodasi, mungkin terkesan telah memenuhi syarat namun kalau kita melihat kondisi kesehatan lingkungan, kebersihan makanan dan penjamahnya di beberapa tempat masih belum memenuhi syarat kesehatan.

Kasus wabah diare yang baru-baru ini terjadi di daerah karangasem juga perlu mendapat perhatian serius. Sebagai suatu objek pariwisata, kesehatan sangat berperan penting. Kasus diare yang apabila sampai menimpa pada wisatawan dapat berdampak luas dan menimbulkan citra negatif bagi daerah tersebut. Kalau sudah terjadi masalah seperti itu apakah kita masih bisa mengatakan siap menerima kunjungan wisatawan?. Sebelum terjadi kejadian yang buruk sebaiknya kita mempersiapkan diri lebih baik lagi sehingga promosi yang dilakukan dapat lebih bermanfaat.

Kebiasaan masyarakat kita membuang sampah sembarangan jelas tidak mencerminkan perilaku sehat. Pengelolaan sampah juga perlu mendapat perhatian serius, sebab yang namanya objek pariwisata semestinya mencerminkan suatu tempat yang bersih dan nyaman sehingga wisatawan dapat menikmati liburannya. Wisatawan yang berkunjung ke daerah pariwisata di Indonesia bisa saja terkena penyakit seperti Demam Berdarah, Malaria, Tuberculosis, Diare, Hepatitis, Infeksi Nematoda dan lainnya karena disebabkan lingkungan yang tidak sehat.

Mengenai kondisi kesehatan makanan yang kita miliki memang perlu dibenahi dari beberapa sisi. Sebab kesehatan makanan tersebut mencerminkan kualitas suatu daerah. Tentunya kita tidak ingin wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terkena penyakit. Pengawasan tidak saja dilakukan pada rumah makan yang mewah dan swalayan tetapi juga pada pedagang makanan kecil, pedagang kaki lima dan dipasar tradisional.

Banyak kasus keracunan makanan yang menimpa wisatawan baik yang terekspos maupun tidak. Hal ini dapat menjadi kabar buruk bagi dunia kepariwisataan kita sebab wisatawan tersebut tentunya akan menceritakan hal negatif di negaranya. Sehingga kita perlu kaji kembali tentang program kesehatan makanan kita. Semestinya semua itu dapat dikendalikan dengan melakukan kebersihan pada alat, penjamah makanan, bahan baku makanan dan proses pembuatan yang baik.

Satu contoh seorang penjamah makanan (food handler) mereka menggunakan tangan dalam mengambil makan dan parahnya lagi tangan tidak dalam keadaan bersih. Betapa banyak kuman yang menepel disana. Begitu juga sarana produksi makanan yang jarang dibersihkan, bahan baku yang tidah higienis ditambah lagi lingkungan yang kotor dan makanan tidak tertutup akan dapat memicu perkembangbiakan penyakit salah satunya diare.

Selama ini program pengawasan dan edukasi masih belum berkelanjutan sehingga macet ditengah jalan. Diperlukan program yang holistik dalam perbaikan kualitas makanan kita. Program memberikan pendidikan kesehatan, peraturan tentang penjamah makanan dan kesehatan, sertifikasi pedagang adalah suatu program yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Ini juga harus dilakukan secara berkelanjutan.

Kita bisa saja mempromosikan panganan khas Indonesia dimana kita memiliki berbagai macam makanan yang khas di masing-masing daerah, sehingga itu bisa menjadi daya tarik pariwisata. Namun memang diperlukan pengawasan dan sertifikasi pedagang sehingga mereka menjual makanan yang sehat dan berkualitas.

Di beberapa Negara untuk menarik wisatawan mereka menawarkan paket kesehatan dan berlibur. Hal ini menarik sebab bagi wisatawan yang ingin mendapatkan perawatan kesehatan dapat berlibur ke suatu negara sehingga dapat memanfaatkan waktu cuti sakitnya dengan berlibur. Beberapa rumah sakit yang sudah siap untuk menjadi rumah sakit internasional dapat melakukan promosi secara terpadu dengan instansi terkait. Seperti dinas pariwisata, kantor kedutaan di Negara sahabat, hotel-hotel dan organisasi internasional lainnya. Dengan demikian maka akan lebih dikenal fasilitas kesehatan dan pariwisata yang kita miliki. Tentunya hal ini juga harus ditunjang oleh kesiapan SDM, fasilitas yang memadai dan sarana promosi yang baik.

Program Visit Indonesia year 2008 bukanlah suatu program yang hanya diwacanakan. Melainkan ada kesungguhan dari semua pihak untuk siap menjalankan program tersebut. Indonesia telah lama menjadi objek pariwisata, khususnya Bali yang bidang pariwisatanya telah begitu berkembang bahkan lebih dikenal Pulau Bali dibandingkan nama Indonesia. Kita patut berbangga dengan apa yang kita miliki kebudayaan beragam, kekayaan alam dengan keindahannya, sehingga ini perlu dilestarikan.

Potensi yang besar tersebut seharusnya dapat dipergunakan dengan baik. Pemerintah harus memberikan fasilitas yang dapat menunjang bidang pariwisata di masing-masing daerah. Pariwisata dan kesehatan adalah dua hal yang saling berkaitan untuk itu semua program pariwisata akan terkait dengan kesehatan. Diperlukan keseriusan semua pihak untuk menunjang program tersebut dan lintas sektoral.


PERANAN EPIDEMIOLOG DALAM BIDANG KESEHATAN

Pemahaman tentang profesi epidemilog dalam bidang kesehatan oleh sebagian orang dianggap sebagai tenaga penyuluh kesehatan. Kondisi ini justru kurang tepat karena mereka bukan saja sebagai penyuluh namun juga memiliki peranan untuk melakukan intervensi terhadap pengendalian penyebaran penyakit dengan menggunakan kajian dan alat-alat epidemiologi penyakit. Kalau mereka dikategorikan sebagai penyuluh kesehatan saya rasa salah kaprah sebab kompetensi yang dimiliki justru lebih dari itu. Mereka adalah orang yang kompeten dalam perencanaan program kesehatan dan menganalisis penyebaran penyakit.

Kemampuan inilah yang semestinya dapat ditonjolkan, sebab kalau hanya sekedar sebagai tenaga penyuluh maka siswa SMU pun bisa???. Namun kalau menggerakan masyarakat , menganalisis situasi penyebaran penyakit dengan statistic dan melakukan tindakan preventif itu baru membutuhkan bantuan tenaga epidemiolog. Untuk itulah formasi tenaga kesehatan tidak akan lengkap apabila tidak ditunjang peranan SKM sebagai tenaga penggerak program preventif medicine.

Menurut asal katanya (dari bahasa yunani), epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada rakyat, (epi = pada; Demos = penduduk\rakyat; logos = ilmu). Menurut Mac Mahon dan Pugh, epidemilogi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit.

Dari definisi diatas dapat kita kaji bahwa berbicara tentang penyebaran penyakit maka ada tiga pertanyaan dasar yang perlu kita jawab yakni :

1. Siapa (who) yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang yang terkena penyakit ?

2. Dimana (where) penyebaran terjadinya penyakit ?

3. Kapan (when) penyebaran penyakit tersebut ?

Jawaban atas pertanyaan ini adalah merupakan faktor penentu terjadinya suatu penyakit. Dengan kata lain penyebaran suatu penyakit ditentukan 3 faktor yakni : tempat, waktu dan orang.

Metode-metode epidemiologi menggunakan 2 tipe pendekatan yakni :

A. Epidemiologi Deskriptif (descriptive epidemiology)

Didalam epidemiologi deskriptof dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut variable epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

Orang (person)

Akan mengkaji peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

Tempat (Place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara : batas daerah pemerintahan, kota dan pedesaan, daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, laut, sungai), Negara lain, regional.

Pola penyakit suatu daerah dengan batas-batas alam ialah keadaan lingkungan yang khusus seperti temperature, kelembaban, ketinggian atas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vector menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu).

banyak penyakit yang berpengaruh pada daerah tertentu seperti Malaria, demam berdarah yang banyak dilingkungan tropis, gondok endemik didaerah pegunungan, penyakit demam kuning.

Waktu (Time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologi. melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan menurut Pertama, fluktuasi jangka pendek dimana angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan; Kedua, perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan dan tahun; Ketiga, perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut secular trends.

B. Epidemiologi Analitik (Analytic epidemiology)

Pendekatan ini sipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif. Ada tiga studi tentang epidemiologi ini :

1) Studi riwayat kasus (case history studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyabab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (control). Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan statistic apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.

2) Studi Kohort (kohort studies)

Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak diapaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

3) Epidemiologi eksperimen

Studi ini dilakukan dengan melakukan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikanakan percobaan).

C. Pengukuran Epidemiologi

Ini ada beberapa ukuran yang digunakan dalam penyelidikan epidemiologi, ukurang yang digunakan disini adalah “rate”. adapun ukuran-ukuran tersebut yakni :

a. Incidence Rate

Incidence rate daru suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selam periode tertentu.

Jumlah kasus baru suatu penyakit selama

periode tertentu

incidence rate = ----------------------------------------------------------- X 1000

Populasi yang mempunyai risiko

Beberapa catatan :

i. Di dalam mempelajari incidence diperlukan penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. Bagi penyakit-penyakit yang akut seperti influenza, diare, acute myocardial infarction dan cerebral hermorrhage. Penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat diketahui secara pasti atau mendekati pasti. Lain halnya dengan penyakit diman timbulnya tidak jelas disini, waktu ditegakkan “diagnosa pasti “ diartikan sebagai waktu mulainya penyakit.

ii. Incidence rate selalu dinyatakan dalam hubungan dengan periode waktu tertentu seperti bulan, tahun, dan seterusnya. Apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu yang terbatas seperti hanya dalam epidemi penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dengan lamanya epidemi. Incidence rate pada suatu epidemi disebut attack rate.

Jumlah kasus selama epidemic

Attack rate = ---------------------------------------- X 1000

Populasi yang mempunyai risiko

iii. Untuk penyakit yang jarang maka incidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun. di dalam periode waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karena dalam waktu ini jumlah populasi yang mempunyai risiko juga dapat berubah.

iv. Pengetahuan mengenai incidence rate adalah berguna sekali didalam mempelajari faktor-faktor etiologi dari penyakityang akut maupun kronis. incidence rate adalah satu ukuran langsung dari kemungkinan untuk menjadi sakit. dengan membandingkan incidence rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yang berbeda di dalam satu atau lebih faktor maka kita memperoleh keterangan faktor mana yang menjadi risiko dari penyakit tersebut. kegunaan seperti ini tidak dipunyai oleh prevalence rate.

b. Prevalence Rate

Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Jumlah kasus-kasus penyakit yang

ada pada suatu titik waktu

Prevalence Rate = ---------------------------------------------- X 1000

Jumlah penduduk seluruhnya

catatan :

i. Prevalence rate bergantung pad dua faktor (a) berupa jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu dan (b) lamanya menderita sakit. meskipun hanya sedikit orang yang sakit dalam setahun, apabila penyakit tersebut kronis, jumlahnya akan meningkat dari tahun ke tahun dan dengan demikian prevalence secara relative akan lebih tinggi dari incidence. Sebaliknya apabila penyakitnya akut (lamanya sakit pendek baik oleh karena penyembuhan ataupun oleh karena kematian) maka prevalence secara relatif akan lebih rendah daripada incidence.

ii. Prevalence (terutama untuk penyakit kronis) penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga, dan pemberantasan penyakit. Prevalence yang dibicarakan diatas “point” prevalence. Jenis ukuran lain yang juga digunakan ialah period prevalensi.

c. Period Prevalensi

Jumlah kasus penyakit yang selama periode

period prevalensi = -------------------------------------------------------------- X 1000

Penduduk rata-rata dari periode tersebut

(mid period population)

Period prevalensi terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence) dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.

d. Crude Death Rate (CDR)

Jumlah kematian di kalangan penduduk di suatu

daerah dalam satu tahun

CDR = ----------------------------------------------------------- X 1000

Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan

tahun di daerah dan tahun yang sama)

catatan :

  1. Jumlah penduduk disini bukanlah merupakan penyebut yang sebenarnya oleh berbagai golongan umur oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang berbeda-beda, sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa penduduk akan menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam crude death rate meskipun rate untuk berbagai golongan umur sama.
  2. Kekurangan-kekurangan dari crude death rate ini adalah (1) terlalu menyederhanakan pola yang kompleks dari rate, dan (2) penggunaannya dalam perbandingan angka kematian antar berbagai penduduk yang mempunyai susunan umur yang berbeda-beda, tidak dapat secara langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian (adjustment).
  3. Meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan tersebut diatas crude death rate ini digunakan secara luas oleh karena (a) sifatnya yang merupakan “summary rate” dan (b) dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal.
  4. Crude Death rate digunakan untuk perbandingan-perbandingan menurut waktu dan perbandingan-perbandingan internasional.
  5. Untuk penyelidikan epidemiologi akan diperlukan “summary rate” yang tidak mempunyai kelemahan-kelemahan seperti crude rate. Rate seperti diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari berbagai penduduk yang akan diperbandingkan angka kematiannya.

e. Age Specific Death Rate (angka kematian pada umur tertentu)

sebagai contoh : age specific death rate pada golongan umur 20-30 tahun :

Jumlah kematian antara umur 20-30 th

di suatu daerah dalam waktu satu tahun

Age specific death rate = ----------------------------------------------------- X 1000

Jumlah penduduk berumur antara 20-

30 th pada daerah dan tahun yang sama

f. Cause Disease Specific Death Rate (angka kematian akibat penyakit tertentu)

sebagai contoh kematian karena TB

Jumlah kematian karena TBC di satu daerah

dalam waktu satu tahun

Cause TB Specific death rate = -------------------------------------------------------X 1000

jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun)

pada daerah dan tahun yang sama

Formulasi Word of Mouth In Hospital Marketing

Ini adalah sebuah kajian penulis tentang bagaimana sebuah rumah sakit harus menjalankan usahanya sebagai sebuah penghasil produk jasa. Penulis mencoba menuangkan ide-ide kreatif sebagai suatu cara untuk memberikan dorongan yang dalam hal ini penulis sebut sebagai “formulasi Word of mouth in marketing hospital”. Sebuah keberanian dan usahalah formulasi ini dapat tercipta.

Dengan kualitas pelayanan yang mendukung dan kompetensi sumber daya manusia yang ada pengembangan RS menjadi semakin mudah. Untuk itulah ide ini penulis sampaikan kepada RS Tabanan.

Formulasi ini dapat memberikan suatu strategi pemasaran dan mendongkrak suatu hasil yang memuaskan. Beberapa orang masih mengatakan bahwa tidak etis untuk memasarkan rumah sakit, namun begitu untuk mendapatkan suatu surplus upaya pemasaran mau tidak mau mesti ditempuh. Menerapkan strategi pemasaran seperti yang penulis tuangkan disini mestilah didukung oleh kualitas pelayanan yang baik sehingga nantinya tidak mengecewakan.

Dalam kesempatan ini pula penulis menyarankan agar dilakukan survey tingkat kepuasan pelanggan secara berkesinambungan. Berdasarkan survey yang dilaksanakan dan kompeten, maka akan didapatkan hasil yang benar-benar bermanfaat. Kualitas pelayanan itu sendiri ada lima dimensi penting, yaitu tangible (penampilan keryawan, tampilan kantor dan lain-lain); reliability (kemampuan melaksanakan pelayanan secara baik dan akurat); responsiveness (keinginan untuk melayani pelanggan dengan pelayanan yang sigap); assurance (pengetahuan dan prilaku karyawan sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya); serta emphaty (memperlakukan pelanggan sebagai individu seutuhnya).

ANALISIS MARKETING

Gambar 1

Exchange/

Transaction Costumer










Runah Sakit Pasien

Pada gambar diatas dapat dilihat ada pertukaran antara rumah sakit (dalam hal ini layanan kesehatan) dengan pasien (dalam hal ini imbalan jasa).

Exchange adalah suatu tindakan untuk memperoleh suatu objek yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Di sini pasien menginginkan layanan kesehatan untuk dirinya dan rumah sakit menawarkan jasa untuk itu.

Transaction merupakan alat ukur dari suatu nilai perdagangan kedua pihak. Disini merupakan imbalan jasa yang jumlahnya disepakati antara pihak konsumen dan pihak pemberi jasa (rumah sakit).

Gambar 2

Marketing

Pasien

rumah sakit target tertentu

Pada gambar 2 dapat dilihat bagaimana caranya agar rumah sakit dapat menarik pasien sesuai target yang ditetapkan dengan imbalan jasa yang sesuai pula (dengan marketing). Hal-hal ini yang mempengaruhi marketing :

a) Provider/ jumlah layanan kesehatan

b) Jenis dan kualitas layanan

c) Tarif/ harga

d) Lokasi

e) Promosi

f) Peran dan sistem manajemen

a) Provider/Jumlah Layanan Kesehatan

Magsudnya disini adalah pemberi jasa layanan kesehatan termasuk rumah sakit, tempat praktik dokter dan sebagainya. Makin banyak supply (pesaing) sedang demand (pasien/konsumen) tetap jumlahnya, maka akan mempengaruhi harga produk tersebut (harga akan menurun). Contoh, bila di suatu kota kecil terdapat 1 rumah sakit pemerintah, 1 rumah sakit swasta kemudian berubah menjadi 2 RS pemerintah dan 3 RS swasta, sedang jumlah dan daya beli kurang lebih sama, maka sudah jelas akan mempengaruhi marketing RS tersebut.

Hal ini sudah terjadi di Jakarta di mana rumah sakit swasta tumbuh dengan pesat sehingga diperlukan strategi untuk memenangkan persaingan.

b) Jenis dan Kualitas Layanan

Kualitas layanan sangat mempengaruhi dalam sukses tidaknya marketing rumah sakit tersebut. Mutu layanan yang baik tentunya akan menarik pasien labih banyak begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu berbagai system diterapakan untuk meningkatkan mutu layanan seperti TQC, Quality Assurance, dan sebagainya. Quality Assurance adalah jaminan kualitas layanan yang merupakan strategi pemasaran yang terbukti sukses di jepang saat ini QA ini sudah dipakai di banyak Negara termasuk Indonesia, di mana terbukti meningkatkan mutu layanan.

c) Tarif/Harga

Harga dipengaruhi oleh demand (jumlah kunjungan pasien) dan supply (jumlah produk yang ditawarkan). Makin meningkat demand makin baik harga, makin meningkat supply akan menurunkan harga. Namun begitu harga atau tarif tentunya tidak bisa terlalu rendah karena layanan rumah sakit juga memerlukan alat-alat kesehatan yang merupakan barang-barang modal yang harus dihitung depresiasinya, serta gaji/honor karyawan yang harus diperhitungkan.

Di sini ditekankan bahwa rumah sakit seharusnya memasang tarif yang sesuai dengan keadaan masing-masing dengan melihat konsep dasar pasar (supply dan demand) serta keahlian masing-masing dokter yang dimilikinya dan memperhatikan biaya rumah sakit tersebut.

d) Lokasi

Lokasi jelas mempengaruhi marketing, makin terpencil rumah sakit makin sulit mencari costumer yang baik, makin strategis letak rumah sakit makin mudah. Sehingga dengan lokasi yang strategis bisa mendapat pelanggan dengan tarif yang sesuai.

e) Promosi

Seperti diketahui promosi rumah sakit ataupun tenaga dokter baik melalui media massa maupun yang lain-lain secara etis tidak diperkenankan, tetapi secara samar-samar saat ini bisa kita lihat banyak RS yang memiliki alat/fasilitas baru atau hal-hal yang baru mulai bermunculan di televisi. Sebenarnya promosi RS dapat saja dilakukan asalkan tidak seluruhnya bersifat promosi tetapi ada juga informasi medis yang terkandung didalamnya.

Penerapan promosi secara gamblang dianggap kurang etis maka dapat ditempuh strategi seperti : hubungan dengan rumah sakit lain ditingkatkan, mengadakan training ataupun simposium dengan mengundang tenaga dokter dari rumah sakit lain, menerbitkan suatu produk seperti asuransi kemudian dipromasikan keunggulan yang dimilikinya, hal ini pada sesi yang lain.

f) Peran dan Sistem Manajemen

Peran pimpinan sangat penting dalam berhasil tidaknya marketing. Tanpa peran serta pimpinan sulit sekali untuk bisa berhasil. Pimpinan harus selalu kreatif, inovatif, juga membangun dan mempertahankan dalam pemasaran.

Demikian juga sistem manajemen pemasaran juga harus ada perencanaan termasuk starategi pemasaran, implementasi dan pengendalian. Bila pimpinan pemasaran mempunyai strategi yang baik dan diimplementasikan dengan baik serta dengan pengendalian yang baik maka diharapkan akan berhasil dengan baik. Tentunya strategi pemasaran yang baik harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran seperti yang telah dijelaskan diatas.

Formula Word of Mouth

Word of mouth atau berita dari mulut ke mulut menjadi referensi yang membentuk harapan pelanggan. Mount Elizabeth hospital adalah salah satu rumah sakit orang Indonesia yang berada di Singapura. Disebut rumah sakit Indonesia karena jumlah pasien yang datang dari Indonesia memang cukup dominan, bahkan 90% pasiennya berasal dari Indonesia. Apa yang dilakukan RS ini sehingga mampu menyedot banyak orang Indonesia kesana? Apa mereka memasang iklan di Indonesia? Membuka cabang di Indonesia? Sama sekali tidak. Pemasaran dari rumah sakit ini hanya mengandalkan satu hal yakni kepuasan pelanggan.

Orang-orang Indonesia yang sudah berobat dan puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut, biasanya akan menceritakan kepada keluarga dan rekan-rekan dekatnya. Bahkan, tidak cerita sekalipun, mereka umumnya siap memberikan informasi apabila suatu saat diminta. Suatu promosi yang sangat efektif dan gratis pula. Seseorang yang direkomendasikan oleh keluarganya atau kerabatnya untuk pergi kerumah sakit tertentu, akan cepat mampunyai harapan yang tinggi terhadap pelayanan dari rumah sakit yang bersangkutan. Kalau ternyata rumah sakit tersebut tidak baik pelayanannya maka akan cepat keluar umpatan “Katanya baik, ternyata buruk sekali pelayannya”.

Dari contoh ini dapat digambarkan dimana kualitas pelayanan yang baik menghasilkan tingkat kepuasan dan akan mempermudah pemasarannya. Hal ini saling berkaitan erat, kualitas pelayanan yang buruk menghasilkan tingkat kepuasan yang rendah dan pemasaran menjadi sulit cendrung akan ditinggalkan konsumennya.

1. Orang membeli produk atau jasa karena biayanya lebih rendah dibandingkan manfaat yang mereka terima dari produk jasa tersebut.

Biaya ; jangan diasumsikan bahwa semua orang melihat harga yang tertera pada suatu barang sebagai biaya. Coba renungkan biaya dari sebuah Rawat inap kelas I bagi pedagang kaki lima dibandingkan dengan seorang eksekutif bisnis yang berhasil. Keduanya membayar harga yang sama, namun biaya bagi pedagang kaki lima (PKL) tadi secara substansial lebih tinggi karena pendapatan PKL tadi rendah.

Nilai : nilai merupakan hal yang pribadi. Apa yang dirasakan seseorang terhadap suatu produk mungkin tidak akan sama dengan orang lain. Seseorang yang sangat kehausan di suatu hari yang panas akan melihat segelas limun seharga 1000 memiliki nilai sebesar 2000. Sementara itu, di hari musim dingin bersalju, mungkin segelas limun tidak memiliki nilai sama sekali.

2. Melebihi harapan pelanggan

Harapan : produk yang kita jual dan harga yang kita tetapkan mungkin tidak begitu berarti jika pelanggan mengharapkan lebih. Semua orang mengharapkan membayar harga yang pasti, menerima nilai yang pasti dan kalau bisa memperoleh jasa layanan pelanggan sekalian. Komentar menguntungkan akan terbentuk ketika pengharapan ini secara substansial melebihi apa yang diharapkan. Kuncinya adalah tidak hanya tahu apa yang diharapkan pelanggan terhadap anda, tapi juga tahu bagaimana menyediakan lebih banyak.

3. Cobalah menjelaskan secara gamblang kepada pelanggan apa yang anda harapkan untuk mereka lakukan.

Mintalah kepada mereka apa yang anda inginkan. Pelanggan bisa sangat kooperatif dan mudah dimotivasi untuk menceritakan tentang produk anda kepada teman-teman mereka. Pemasaran word of mouth yang berhasil akan mengembangkan cara bagaimana memberikan dorongan lembut kepada para pelanggannya supaya hal itu berjalan dengan baik.

Iklan word of mouth itu gampang, namun ini bukan sesuatu yang dilakukan sekali kemudian dilupakan. Perlu dilakukan setiap waktu mengevaluasi pengharapan pelanggan : mereka berganti setiap waktu. Lebih dari itu, pesaing anda, jika mereka setengah lebih rendah dari anda, mereka akan segera menyesuaikan penawaran produknya, harga dan layanan supaya sama dengan standar baru anda. Halangan kadang bisa berubah menjadi kesalahan fatal dan bunuh diri. Halangan adalah, standar kesempurnaan yang harus dimiliki, secara terus-menerus ditingkatkan oleh pasar jika bukan oleh saingan anda. Kemudian oleh pengharapan pelanggan untuk memperoleh keuntungan yang besar.

Selama pemasaran itu mudah, pasti ada beberapa orang yang melakukannya, biarkan saja berjalan dengan baik. Fokuskan pada pengertian mengapa pelanggan datang kepada anda dan bagaimana anda bisa memuaskan mereka. Selanjutnya, fokuskan pada teknik yang dapat anda gunakan untuk menjadikan mereka sebagai rekanan bisnis anda dan membantu mendatangkan banyak pelanggan kepada anda.

Mengelola RS juga berarti kita membutuhkan pelanggan, mungkin tidak etis mengatakan kita terus memerlukan pelanggan atau orang sakit. Seolah-olah menginginkan banyak yang sakit. Padahal arah rumah sakit tidak saja untuk social orinted tetapi juga membutuhkan profit untuk pengembangannya. Dalam perkembangannya dapat dikaji bahwa sebenarnya RS dapat saja memastikan bahwa akan ada pasien yang pasti berkunjung setiap bulannya.

Formula ini adalah obat yang manjur bagi pihak manajemen RS. Sampai saat ini kita berpikir bahwa kedatangan pasien tidak dapat kita pastikan. Namun dengan membuat suatu paket pelayanan kesehatan (general chek up) pasien itu dapat datang memeriksakan diri setiap sebulan, 2 bulan atau 3 bulan sekali secara rutin.

Formula ini di beberapa RS telah diterapkan dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terutama pada RS swasta, namun begitu untuk RS milik pemerintah juga potensial untuk mengembangkan metode ini. Ada beberapa metode yang dapat digunakan seperti :

· Potongan Harga tiba-tiba

Ini adalah formula untuk menyentuh hati konsumen kita. RS tentunya memiliki konsumen yakni pengunjung RS tersebut. Dengan memberikan kejutan dengan potongan harga tiba-tiba seperti ini mereka akan merasa diberi hadiah.

· Ciptakan souvenir yang unik

Pengunjung RS juga perlu diberikan souvenir, pemberian souvenir dapat dilakukan pada hari-hari tertentu. Atau pada moment tertentu seperti hari ulang tahun RS, hadiah bagi ibu yang bersalin, pasien eksekutif dan lainnya. Buatlah souvenir itu khas dan memiliki nilai ada tiga hal yang perlu diperhatikan : selalu digunakan, menarik, ciri khas RS.

· Sertifikat potongan harga

Metode ini sudah sering digunakan perusahan restaurant, hotel dan lainnya. Metodenya dengan memberikan sebuah lembaran dan pasien dapat memberikan potongan harga berobat kepada orang lain atau kerabatnya. Metode ini cukup manjur untuk mempromosikan RS dari mulut ke mulut. Satu yang penting jangan pernah mengecewakan pasien yang datang. Semakin banyak yang datang berarti semakin banyak yang mengenal kualitas pelayanan RS tersebut.

Ini tentunya akan berakibat baik apabila pelayanan yang diberikan memiliki quality asurance dan benar-benar dapat memuaskan pelanggan. Namun akan berbeda bila pihak manajemen tidak mampu mengelola dengan baik, sehingga yang muncul kekecewaan pasien.

· Program Penghargaan Pelanggan

Pasien yang datang tentunya beraneka ragam , mereka dapat kita class dalam hal kesetiannya memanfaatkan fasilitas RS dan besarnya profit yang diberikan pada RS. Dengan demikian untuk mereka perlu diberi penghargaan.

Demikianlah startegi yang dapat penulis tuangkan semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan RS. Namun demikian strategi ini perlu disesuaikan dengan situasi setempat dengan pengembanganya.

oleh : purnama

Daftar Pustaka :

1. Adikoesoemo, S. (2003), Manajemen Rumah Sakit, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

2. Djojodibroto, D. (1997), Kiat Mengelola Rumah Sakit, Penerbit hipokrates, Jakarta.

3. Harris, G. (1996), 101 Cara Mempromosikan Bisnis, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

4. Irawan, H. (2002), 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

5. Rihadi, S. (2004), “Menanam Kepuasan Pelanggan, Menuai Laba”, Medika, Vol. XXX, Septmber, hal. 608-609.

6. Supranto, J. (2001), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan”, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Selasa, 12 Agustus 2008

Asian Beach Games

ASIAN BEACH GAMES Bali, 18-26 Oktober 2008

Membutuhkan tenaga volunteers!!!!!!


Hub : 7805838
Jl. Hang tuah 58 Sanur Bali

www.bali2008.com

Sabtu, 02 Agustus 2008

Undangan Konfrensi Persakmi

PERSAKMI (Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia)

Mengadakan konfrensi nasional II dengan mengundang SKM seluruh Indonesia
akan diadakan pada :
8-10 Agustus 2008
Tempat : Gedung Puslitbag Sistem Kesehatan Depkes RI
JL. Indrapura 17 Surabaya

Informasi lebih lanjut di :
http://persakmi-online.web.id/