Minggu, 17 Agustus 2008

PERANAN EPIDEMIOLOG DALAM BIDANG KESEHATAN

Pemahaman tentang profesi epidemilog dalam bidang kesehatan oleh sebagian orang dianggap sebagai tenaga penyuluh kesehatan. Kondisi ini justru kurang tepat karena mereka bukan saja sebagai penyuluh namun juga memiliki peranan untuk melakukan intervensi terhadap pengendalian penyebaran penyakit dengan menggunakan kajian dan alat-alat epidemiologi penyakit. Kalau mereka dikategorikan sebagai penyuluh kesehatan saya rasa salah kaprah sebab kompetensi yang dimiliki justru lebih dari itu. Mereka adalah orang yang kompeten dalam perencanaan program kesehatan dan menganalisis penyebaran penyakit.

Kemampuan inilah yang semestinya dapat ditonjolkan, sebab kalau hanya sekedar sebagai tenaga penyuluh maka siswa SMU pun bisa???. Namun kalau menggerakan masyarakat , menganalisis situasi penyebaran penyakit dengan statistic dan melakukan tindakan preventif itu baru membutuhkan bantuan tenaga epidemiolog. Untuk itulah formasi tenaga kesehatan tidak akan lengkap apabila tidak ditunjang peranan SKM sebagai tenaga penggerak program preventif medicine.

Menurut asal katanya (dari bahasa yunani), epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang terjadi pada rakyat, (epi = pada; Demos = penduduk\rakyat; logos = ilmu). Menurut Mac Mahon dan Pugh, epidemilogi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit.

Dari definisi diatas dapat kita kaji bahwa berbicara tentang penyebaran penyakit maka ada tiga pertanyaan dasar yang perlu kita jawab yakni :

1. Siapa (who) yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang yang terkena penyakit ?

2. Dimana (where) penyebaran terjadinya penyakit ?

3. Kapan (when) penyebaran penyakit tersebut ?

Jawaban atas pertanyaan ini adalah merupakan faktor penentu terjadinya suatu penyakit. Dengan kata lain penyebaran suatu penyakit ditentukan 3 faktor yakni : tempat, waktu dan orang.

Metode-metode epidemiologi menggunakan 2 tipe pendekatan yakni :

A. Epidemiologi Deskriptif (descriptive epidemiology)

Didalam epidemiologi deskriptof dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut variable epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

Orang (person)

Akan mengkaji peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

Tempat (Place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara : batas daerah pemerintahan, kota dan pedesaan, daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, laut, sungai), Negara lain, regional.

Pola penyakit suatu daerah dengan batas-batas alam ialah keadaan lingkungan yang khusus seperti temperature, kelembaban, ketinggian atas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vector menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu).

banyak penyakit yang berpengaruh pada daerah tertentu seperti Malaria, demam berdarah yang banyak dilingkungan tropis, gondok endemik didaerah pegunungan, penyakit demam kuning.

Waktu (Time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologi. melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan menurut Pertama, fluktuasi jangka pendek dimana angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan; Kedua, perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan dan tahun; Ketiga, perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut secular trends.

B. Epidemiologi Analitik (Analytic epidemiology)

Pendekatan ini sipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif. Ada tiga studi tentang epidemiologi ini :

1) Studi riwayat kasus (case history studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyabab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (control). Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan statistic apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.

2) Studi Kohort (kohort studies)

Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak diapaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

3) Epidemiologi eksperimen

Studi ini dilakukan dengan melakukan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikanakan percobaan).

C. Pengukuran Epidemiologi

Ini ada beberapa ukuran yang digunakan dalam penyelidikan epidemiologi, ukurang yang digunakan disini adalah “rate”. adapun ukuran-ukuran tersebut yakni :

a. Incidence Rate

Incidence rate daru suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selam periode tertentu.

Jumlah kasus baru suatu penyakit selama

periode tertentu

incidence rate = ----------------------------------------------------------- X 1000

Populasi yang mempunyai risiko

Beberapa catatan :

i. Di dalam mempelajari incidence diperlukan penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. Bagi penyakit-penyakit yang akut seperti influenza, diare, acute myocardial infarction dan cerebral hermorrhage. Penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat diketahui secara pasti atau mendekati pasti. Lain halnya dengan penyakit diman timbulnya tidak jelas disini, waktu ditegakkan “diagnosa pasti “ diartikan sebagai waktu mulainya penyakit.

ii. Incidence rate selalu dinyatakan dalam hubungan dengan periode waktu tertentu seperti bulan, tahun, dan seterusnya. Apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu yang terbatas seperti hanya dalam epidemi penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dengan lamanya epidemi. Incidence rate pada suatu epidemi disebut attack rate.

Jumlah kasus selama epidemic

Attack rate = ---------------------------------------- X 1000

Populasi yang mempunyai risiko

iii. Untuk penyakit yang jarang maka incidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun. di dalam periode waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karena dalam waktu ini jumlah populasi yang mempunyai risiko juga dapat berubah.

iv. Pengetahuan mengenai incidence rate adalah berguna sekali didalam mempelajari faktor-faktor etiologi dari penyakityang akut maupun kronis. incidence rate adalah satu ukuran langsung dari kemungkinan untuk menjadi sakit. dengan membandingkan incidence rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yang berbeda di dalam satu atau lebih faktor maka kita memperoleh keterangan faktor mana yang menjadi risiko dari penyakit tersebut. kegunaan seperti ini tidak dipunyai oleh prevalence rate.

b. Prevalence Rate

Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Jumlah kasus-kasus penyakit yang

ada pada suatu titik waktu

Prevalence Rate = ---------------------------------------------- X 1000

Jumlah penduduk seluruhnya

catatan :

i. Prevalence rate bergantung pad dua faktor (a) berupa jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu dan (b) lamanya menderita sakit. meskipun hanya sedikit orang yang sakit dalam setahun, apabila penyakit tersebut kronis, jumlahnya akan meningkat dari tahun ke tahun dan dengan demikian prevalence secara relative akan lebih tinggi dari incidence. Sebaliknya apabila penyakitnya akut (lamanya sakit pendek baik oleh karena penyembuhan ataupun oleh karena kematian) maka prevalence secara relatif akan lebih rendah daripada incidence.

ii. Prevalence (terutama untuk penyakit kronis) penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga, dan pemberantasan penyakit. Prevalence yang dibicarakan diatas “point” prevalence. Jenis ukuran lain yang juga digunakan ialah period prevalensi.

c. Period Prevalensi

Jumlah kasus penyakit yang selama periode

period prevalensi = -------------------------------------------------------------- X 1000

Penduduk rata-rata dari periode tersebut

(mid period population)

Period prevalensi terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence) dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.

d. Crude Death Rate (CDR)

Jumlah kematian di kalangan penduduk di suatu

daerah dalam satu tahun

CDR = ----------------------------------------------------------- X 1000

Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan

tahun di daerah dan tahun yang sama)

catatan :

  1. Jumlah penduduk disini bukanlah merupakan penyebut yang sebenarnya oleh berbagai golongan umur oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang berbeda-beda, sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa penduduk akan menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam crude death rate meskipun rate untuk berbagai golongan umur sama.
  2. Kekurangan-kekurangan dari crude death rate ini adalah (1) terlalu menyederhanakan pola yang kompleks dari rate, dan (2) penggunaannya dalam perbandingan angka kematian antar berbagai penduduk yang mempunyai susunan umur yang berbeda-beda, tidak dapat secara langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian (adjustment).
  3. Meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan tersebut diatas crude death rate ini digunakan secara luas oleh karena (a) sifatnya yang merupakan “summary rate” dan (b) dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal.
  4. Crude Death rate digunakan untuk perbandingan-perbandingan menurut waktu dan perbandingan-perbandingan internasional.
  5. Untuk penyelidikan epidemiologi akan diperlukan “summary rate” yang tidak mempunyai kelemahan-kelemahan seperti crude rate. Rate seperti diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari berbagai penduduk yang akan diperbandingkan angka kematiannya.

e. Age Specific Death Rate (angka kematian pada umur tertentu)

sebagai contoh : age specific death rate pada golongan umur 20-30 tahun :

Jumlah kematian antara umur 20-30 th

di suatu daerah dalam waktu satu tahun

Age specific death rate = ----------------------------------------------------- X 1000

Jumlah penduduk berumur antara 20-

30 th pada daerah dan tahun yang sama

f. Cause Disease Specific Death Rate (angka kematian akibat penyakit tertentu)

sebagai contoh kematian karena TB

Jumlah kematian karena TBC di satu daerah

dalam waktu satu tahun

Cause TB Specific death rate = -------------------------------------------------------X 1000

jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun)

pada daerah dan tahun yang sama

Tidak ada komentar: