Minggu, 20 Juli 2008

PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat Bekerjasama dengan Burnet, Australia

Program studi ilmu kesehatan masyarakat (PS. IKM) bekerjasama dengan LSM international Burnet Indonesia yang didanai Ford Foundation untuk mengadakan Penelitian tentang keterlibatan laki-laki dalam kesehatan maternal dengan judul “Peningkatan Kesehatan seksual, reproduksi, ibu dan bayi baru lahir melalui promosi keterlibatan laki-laki dalam kunjungan sebelum dan sesudah persalinan”. Pengambilan data dilaksanakan dengan metode (Focus Group Disscusion) yang mana pesertanya dari kelompok ibu hamil, calon bapak, remaja putra dan putri dan lansia perempuan di wilayah Denpasar, Badung dan Buleleng. Dalam penelitian ini juga akan mewawancarai (indepth interview) pemegang kebijakan dari tingkat puskesmas hingga dinas kesehatan. Dimana akan dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2008 mendatang. Ini untuk tahap pertama dan akan dilakukan secara bertahap tahap kedua dan ketiganya. Penelitian ini melibatkan dosen-dosen di Progran Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat berkolaborasi dengan Burnet Indonesia.

Menurut ketua PS. IKM dr. Partha Muliawan, MSc (OM) dari penelitian ini perlu dilakukan sebab peranan suami dalam menjaga kesehatan keluarganya itu penting. Seperti kita ketahui kasus HIV/AIDS terus saja meningkat jumlahnya. bahkan istri yang tinggal dirumah sudah banyak yang terkena, hal ini salah satunya disebabkan karena ditularkan oleh para suami. Ibu yang sedang hamil bila terinfeksi HIV maka dapat juga menularkan kepada bayinya.

Selama ini kesehatan reproduksi hanya menitikberatkan pada peranan perempuan padahal perilaku laki-laki dan status kesehatannya mempengaruhi kesehatan dari keluarganya. Suami sering menjadi penentu keputusan didalam keluarganya. Mereka memerlukan informasi dan pemeriksaan kesehatan ketika istri mereka sedang hamil sehingga mereka dapat membuat keputusan yang baik dan membantu melindungi kesehatan dari isti dan anak-anaknya.

Sejak kasusnya ditemukan tahun 1987 jumlah kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan. Di Indonesia secara kumulatif berdasarkan laporan Ditjen PPM dan PL Depkes RI terdapat 6.130 kasus HIV positif dan 11.868 kasus AIDS. Menurut faktor risiko Heteroseksual 5.079 kasus, Homo-biseksual 451 kasus, IDU (pemakai narkoba dengan jarum suntik) 5.839 kasus, transmisi perinatal 202 kasus, tidak diketahui 297 kasus.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali jumlah kumulatif kasusnya di Bali sampai Maret 2008 telah mencapai 1.986 dan 174 diantaranya meninggal. Berdasarkan golongan umur usia produktif 20-29 paling banyak yakni 1.019 kasus diikuti usia 30-39 tahun mencapai 661 kasus. Sedangkan kelompok berisiko yang banyak terkena pada heteroseks sebanyak 1.114 kasus, IDU (pemakai jarum suntik) sebanyak 639 kasus, Homoseks sebanyak 123 kasus, perinatal (dari ibu kepada bayinya) sebanyak 23 kasus dan tidak diketahui penyebabnya 87 kasus. Angka prevalensi AIDS penduduk provinsi Bali mencapai 22,91 per 100.000 urutan ketiga setelah Papua dan DKI Jakarta.

Itu kasus yang baru terlaporkan saja sebab seperti fenomena gunung es, situasi sebenarnya kasus yang riil di lapangan bisa lebih banyak lagi. Perhitungan estimasi yang dilakukan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) tahun 2006/2007 diketahui jumlah ODHA di Indonesia adalah antara 170.000 –210.000 orang, dan untuk Bali adalah sekitar 4.041 orang. Berdasarkan data tersebut dapat kita lihat bahwa usia produktif ternyata lebih banyak jumlahnya ini bertanda sepuluh tahun mendatang kita akan banyak kehilangan pemuda-pemuda harapan bangsa. (pur)

Tidak ada komentar: