Minggu, 11 Oktober 2009

KOMPETENSI DAN PELUANG KERJA SKM

KOMPETENSI DAN PELUANG KERJA

Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat semakin pesat dan derajat kesehatan masyarakat kita akan semakin menurun
apabila tidak dilakukan management kesehatan yang berkualtas. Sarjana Kesehatan Masyarakat diciptakan untuk
mengembangkan kapabilitas dan kompetensinya dalam memanage berbagai permasalahan kesehatan masyarakat untuk
selanjutnya mencari pemecahannya (problem solving).
Orientasi kerja selama ini yang focus pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebenarnya sudah tidak relevan lagi
karena berbagai kondisi. Ekspansi kebidang yang lainnya sangatlah diperlukan. Padahal berbagai prospek kerja
masih belum terisi oleh tenaga kesehatan masyarakat bahkan beberapa diisi oleh tenaga dari bidang ilmu yang
lainnya. Kondisi ini perlu kita tindak lanjuti bersama, adapun beberapa prospek kerja dapat dijabarkan sebagai
berikut :

1. KESEHATAN LINGKUNGAN
Bagian Kesehatan Lingkungan dikhususkan untuk mendalami dan menganalisis faktor lingkungan (fisik, biologis, kimia,
sosial) yang berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat.
KOMPETENSI
1. Paham untuk melakukan pengukuran parameter kesehatan lingkungan (Fisika, kimia, biologi, radioaktif, social).
2. Mampu melakukan analisis permasalahan kesehatan lingkungan (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan
sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
3. Mampu melakukan prediksi dampak kesehatan lingkungan dan mernacang alternatif-alternatif pengelolaan untuk
penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
4. Mampu melakukan modifikasi dan manipulasi lingkungan untuk penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan
permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan,
pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).


LAPANGAN PEKERJAAN
1. Dinas Kesehatan (Propinsi maupun Kabupaten/Kota) baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa;
2. Puskesmas;
3. Dosen PTN (S-1 dan D-3 AKL);
4. Rumah Sakit; Barida (badan pemeriksa daerah);
5. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2);
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP); Balai Kesehatan Paru (BP4); Balai Kesehatan Mata (BKM).
7. Rumah Sakit swasta; Dosen PTS/STIKES maupun D-3 Kesehatan Lingkungan;
8. Konsultan Air Bersih dan Sanitasi (WISLIC), Konsultan Persampahan;
9. Pengendali Vektor;
10. LSM Lingkungan.
Manajer lingkungan RS, Konsultan limbah, Konsultan Amdal kesmas, Manager kesja dan kesling pd berbagai perusahaan :
pertamina, PLN, Kontruksi, Tekstil, Telkom, dll., Quality control supervisor pada perusahaan makanan dan minuman :
sosro, coca-cola, Aqua, catering dll, Sanitarian pada Hotel dan restourant , Manager HACCP pada restaurant,
Laboratorium kesmas, Puskesmas, Dinas kesehatan, Bapedalda,, Wiraswasta : catering, pest control, konsultan amdal, konsultan limbah dll

2. EPIDEMIOLOGI
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik yang handal di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
serta permasalahan kesehatan pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode epidemiologi.
KOMPETENSI
1. Mampu menganalisis masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan epidemiologi.
2. Mampu mengukur besaran masalah kesehatan dan mencari hubungannya dengan factor risiko.
3. Mampu menyusun dan menyajikan laporan hasil pengamatan, penyelidikan dan penelitian epidemiologi.
4. Mampu merancang, menyelenggarakan survailans masalah kesehatan untuk meramalkan pola masalah kesehatan.
5. Mampu merancang, memantau dan menilai pelaksanaan program kesehatan dengan pendekatan kuantitatif.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Departemen
a. Dinas Kesehatan : seksi P2M, Imunisasi, Penyidikan wabah
b. LITBANG
c. Jenis Tenaga Ker
d. Yang terkait dengan Upaya Pengobata
e. Yang terkait dengan upaya promotif, protektif, preventif, dan upaya paradigma sehat:
1. Epidemiolog
2. Entomolog
(Jabatan Fungsional dalam BKN tahun 2006 untuk tenaga kerja kesehatan bidang kesehatan masyarakat)
2. Non Departemen
a. Perusahaan: Industri Pestisida, Industri makanan/minuman
b. Individual: Surveyor, Konsultan di Bidang Kesehatan
3. Organisasi lain : LSM
1. Survei jentik dan PSN
2. Pemeriksaan kelenjar ludah untuk melihat adanya infeksi : Plasmodium, Filaria (parasit)
3. Menghitung umur nyamuk dengan bedah ovarium

3. GIZI Kesehatan Masyarakat

Bagian yang secara institusi menyiapkan sarjana kesehatan masyarakat yang unggul dalam konsep (teori), pemodelan,
dan perancangan yang berkaitan dengan disiplin ilmu gizi kesehatan masyarakat yang berkualitas dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan kerja, tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam dunia nyata, serta mampu
bersaing di dunia kerja.
KOMPETENSI
1. Mampu mengidentifikasi masalah gizi makro dan mikro pada perorangan dan kelompok.
2. Mampu mengidentifikasi masalah ketersediaan dan keamanan pangan.
3. Mampu mengidentifikasi factor risiko masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
4. Mampu merencanakan, melaksanakan & mengevaluasi program pencegahan serta penanggulangan masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
5. Mampu melakuakn penelitian dan publikasi ilmiah.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Instansi Pemerintah :Dinkes, Depkes, Dep. Industri
2. Swasta : Pabrik Makanan
3. Manager Quality control pada perusahaan makanan dan restaurant,
4. supervisor HACCP pada berbagai perusahaan : restaurant, hotel, supermarket, supplier makanan dll, konsultan gizi, catering, dll.

4. ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAAN KESEHATAN
Bagian AKK adalah salah satu elemen FKM yang mendukung pembelajaran dan pencapaian kompetensi kesehatan masyarakat
dalam bidang administrasi manajerial dan kebijakan kesehatan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan analisa situasi masalah kesehatan berdasarkan konsep H.L. Blum.
2. Mampu melakukan analisis aspek manajerial dari system layanan kesehatan.
3. Mampu melakukan skala prioritas masalah kesehatan.
4. Mampu membuat rencana, mengorganisasi, monitoring dan evaluasi program kesehatan.
5. Mampu melakukan advokasi kebijakan kesehatan.
6. Mampu menerapkan metode pengambilan keputusan manajerial.
7. Mampu melakukan analisis kebutuhan kebijakan.
8. Mampu menerapkan langkah-langkah perumusan kebijakan dalam rangka pengendalian faktor risiko terhadap kesehatan.
LAPANGAN PEKERJAAN
Sebagai pelaksana, pengelola, atau pengatur dalam administrasi/manajerial pelayanan dan program kesehatan,
di institusi kesehatan, Rumah Sakit, Asuransi dan pembiayaan kesehatan, LSM dan lain-lain baik di sektor pemerintah
maupun swasta.
Manager RS, Manager Rekam Medik, Manager Pemasaran RS, Manager Asuransi Kesehatan, Bank Insurance and consultant financial (asuransi pada Bank), manager perusahaan farmasi., Pemasaran Laboratorium dan alat kesehatan, puskesmas, dinas kesehatan dll.





5. BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik untuk menjadi seorang yang memahami mengenai data
dan cara pengelolaannya, sehingga bisa menunjang kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan pengelolaan data (pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, dan interprestasi)
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi dengan pendekatan statistik dan teknologi informasi.
2. Mampu melakukan manajemen basis data (Storing, up dating, retieving, distributing) untuk proses manajerial
di bidang kependudukan, kesehatan reproduksi dan kesehatan secara umum dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Mampu menyajikan data dan informasi untuk mendukung proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Konsultan manajemen riset
2. Konsultan statistic dan pengelolaan data kesehatan BPS, Bapedalda, BKKBN
3. Pengembangan software sistem informasi kesehatan


6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagian K3 menyelenggarakan proses pendidikan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat dengan minat K3 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ahli K3 di berbagai sektor pekerjaan.
KOMPETENSI
1. Mampu meakukan pengenalan faktor bahaya (occupational health hazards) di tempat kerja.
2. Mampu melakukan pengukuran terhadap faktor bahaya di tempat kerja.
3. Mampu menggunakan data hasil pengukuran potensi bahaya di tempat kerja dalam merencanakan
program penaggulangan (manajemen data).
4. Mampu menggunakan data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam menyusun program pencegahan
bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Mampu mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja berdasar hierarki kontrol bahay (loss prevention
programme).
6. Terampil melakukan monitoring dan evaluasi program pencegahan, penaggulangan masalah kesehatan di
tempat kerja.
LAPANGAN PEKERJAAN
Instansi pemerintah maupun non pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah (Depkes, Depnaker, Pertamina,
Askes, Jamsostek, Rumah Sakit, PDAMK, industri makanan atau minuman, industri tekstil, kertas, dsb)





7. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Bagian PKIP menyiapkan mahasiswa lulusannya agar dapat berperan serta di masyarakat sebagai Agent of Change
berperan aktif memberdayakan masyarakat supaya mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki
kesehatan mereka secara Self Empowerment (pemberdayaan diri sendiri).
KOMPETENSI
1. Mampu mengukur/mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi kesehatan
2. Mampu melakukan analisis penyebab masalah perilaku
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan, memnuat desain dan menyajikan informasi yan berkaitan dengan kesehatan
kepada masyarakat
4. Mampu menyusun program perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
5. Mampu menilai/mengukur perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
6. Mampu melakukan identifikasi faktor-faktor perilaku yang merupakan faktor resiko terhadap kesehatan
7. Mampu menyusun, melaksanakan, monitoring, dan evaluasi program-program pengendalian faktor resiko
8. Mampu menjadi agen pembaharu dan penggerak masyarakat :
a. Mempunyai kemampuan sebagai leader
b. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
c. Mampu menjalin jejaring kemitraan
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Lembaga Swadaya Masyarakat PKBI, Pilar, Kalandara, Rumah Damai, Badan Narkoba Nasional, dan LSM lainnya, Komisi Penanggulangan Aid.
2. Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta
3. Media Elektronik : Stasiun Penyiaran Radio atau TV (Broadcast Station), Biro Periklanan, Biro Public Relations. Media Cetak : Surat Kabar
4. Institusi (Hotel, Mal, Bank, Pesantren, dsb)
5. Dalam unit di Departemen Kesehatan, Dinkes, Puskesmas dengan nama Biro/Bag/Unit Promosi Kesehatan.
6. Institusi Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Kesehatan, Poltekkes, Konselor Kesehatan di
TK,SD,SMP,SMU)

Selasa, 06 Oktober 2009

Departemen Kesehatan membuka formasi SKM

Dalam rangka penerimaan CPNS 2009, Departemen Kesehatan membuka formasi SKM mohon
Lihat info lengkapnya di :


http://www.ropeg-depkes.or.id/

CPNS Departemen Pertahanan membutuhkan SKM 6 Orang

Dalam rangka mengisi Formasi Pegawai Negeri Sipil TA. 2009, Departemen Pertahanan membuka kesempatan kepada Warga Negara Indonesia pria dan wanita untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Dephan, dengan kualifikasi pendidikan dan kebutuhan formasi sebagai berikut:
mohon lihat formasi di :


http://penpeg.dephan.go.id/cpns2009.html

Lowongan S1 Kesehatan Masyarakat or Industrial Hygiene.

Lowongan S1 Kesehatan Masyarakat (SKM)

P.T. Kojo is a Foreign Joint Venture company operating in Indonesia in the construction and property industries. Currently we are seeking a professional candidate for the following position:

HYGIENE OFFICER

Main Task : Ensure all hygiene rules applied in all area & acitivies

Requirements :
*
S1 Kesehatan Masyarakat or Industrial Hygiene.

*
Has more than 2 years working experience especially at Hotel & Restaurant.
*
Good English
*
Having experience on implementing ISO is an advantage.
*
Willing to be placed in East Kalimantan

Please submit your CV to :

PT. KOJO

Wisma Pondok Indah II, 17th Floor Suite 1701

Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA, Jakarta 12310

Or

e-mail : recruitment@kojo.co.id

Rabu, 19 Agustus 2009

SISTEM REPRODUKSI WANITA



Sistem Reproduksi Wanita DEFINISI
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

  • Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
  • Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
  • Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
  • Vagina, merupakan jalan lahir.


    Alat reproduksi wanita

    ORGAN KELAMIN LUAR

    Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.
    Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.

    Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.
    Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin.
    Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.

    Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
    Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria).
    Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.

    Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
    Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.
    Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.

    Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).
    Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.


    ORGAN KELAMIN DALAM

    Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
    Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.

    Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.
    Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.

    Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina.
    Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.
    Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.
    Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

    Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
    Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.

    Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
    Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.
    Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

    Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal.
    Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.

    Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
    Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.
    Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.

    Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba.
    Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah.
    Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim.
    Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.

    Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.
    Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.
    Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.

    Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya.
    Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

    Alat reproduksi wanita bagian dalam
    Anatomi rahim
  • ICAAP ke 9

    Konfrensi International tentang HIV/AIDS di adakan di H. westin, Nusa Dua dari tgl 9 -13 Agustus 2009

    Dibahas mengenai penelitian dari berbagai negara yang dihadiri oleh 3000 peserta.

    Selasa, 21 Juli 2009

    Flu babi seperti flu biasa (common flu)




    Penyebaran flu babi di Indonesia sangat mengkawatirkan dan sulit dibendung lagi. Di Indonesia telah terjadi peningkatan hampir 100% hanya dalam 1 bulan belakangan ini. Mengingat tingkat penyebarannya yang sangat cepat sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah memutuskan peningkatan status flu babi menjadi pandemi. Artinya, penyebaran virus flu jenis H1N1 itu sudah mengancam secara global. Melihat kondisi kepadatan penduduk, tingkat mobilitas dan perilaku hidup masyarakat Indonesia tampaknya penyebarannya akan sangat cepat melebihi yang diduga sebelumnya. Benarkah flu babi sebuah ancaman penyakit yang sangat menakutkan dan sangat berbahaya ?

    Panik???
    Kepanikan terhadap ancaman flu babi saat ini sangat wajar terjadi. Kepanikan mulai tampak, setiap hari dilaporkan oleh berbagai media tentang laporan dari berbagai kota dan berbagai rumah sakit tentang penderita yang dicurigai sebagai flu babi. Ketakutan itu juga melanda seluruh dunia. Terdapat kasus di suatu negara, terdapat satu penumpang sebuah pesawat yang mengalami demam seluruh penumpang di pesawat dikarantina selama seminggu. Pada kasus lain, ditemukan seseorang yang dicurigai flu babi di sebuah hotel, yang menyebabkan seluruh orang di hotel tersebut harus diisolasi. Banyak sekali laporan serupa yang menceritakan kepanikan terhadap ancaman flu babi dari berbagai belahan dunia.

    Saat ini Departemen Kesehatan telah menyatakan dalam di Indonesia dalam keadaan status KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk kasus penyakit Flu babi. Selanjutnya tidak bisa dihindari siapapun penyebaran penyakit ini tampaknya akan seperti flu biasa. Melihat karakteristik penyebarannya dalam suatu dekade tertentu perlahan tapi pasti penyakit ini akan menyatu dengan kehidupan msyarakat sehari-hari. Kepanikan dan beban psikologis masyarakat akan secara perlahan mencair begitu flu babi akan semakin sering masuk di telinga. Bukanlah hal yang mustahil nantinya flu babi akan mudah dijumpai di lingkungan masyarakat baik di mall, pasar, kantor, sekolah bahkan di rumah. Saat ini mungkin banyak rumah sakit enggan merawat penderita flu babi. Bahkan depkes telah menunjuk RS yang merawat flu babi hanya beberapa rumah sakit khusus. Nantinya mungkin adalah hal yang biasa setiap rumah sakit atau puskesmas akan mempunyai dan merawat kasus flu babi. Saat ini begitu mendengar orang terkena flu babi akan diasingkan seperti penyakit paling berbahaya di dunia. Karena takutnya bahkan untuk memeriksa sampel darah penderita yang dicurigai flu babi, pemeriksa dari dinas kesehatan menggunakan baju ala astronot. Tetapi nantinya masyarakat akan terbiasa dan tidak menyadari bahwa flu yang baru dialami adalah flu babi.

    Seperti Flu biasa
    fluFlu babi merupakan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pada manusia, tanda dan gejala flu babi secara umum sama dengan influenza atau flu biasa. Gejala yang terjadi meliputi demam disertai menggigil, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan tulang, sakit kepala, menggigil dan lemas atau letih.

    Peningkatan kasus flu babi di Indonesia tampaknya sulit dibendung lagi. Bahkan WHO yang sebelumnya dengan segala daya upaya melakukan pencegahan akhirnya berpendapat, laju penyebaran flu babi di dunia sudah tidak mungkin lagi untuk dihentikan. Lantaran itu, lembaga kesehatan PBB tersebut menganjurkan pada sejumlah negara untuk selekasnya mengurangi sedikit demi sedikit kebijakan pencegahan yang super ketat. Disamping itu, WHO juga melihat, tingkat kematian (mortality rate) flu babi sangat rendah, hanya 0,4%. Bandingkan dengan flu burung yang tingkat kematiannya mencapai 80%. Bisa diartikan, tingkat bahaya flu babi sejatinya setera dengan flu musiman (seasonal flu) biasa dan jauh lebih ringan dibandingkan flu burung.

    Sejumlah Negara mulai mengendurkan kewaspadan pada ancaman pandemi flu babi. Australia kini bahkan telah menghapuskan pengadaan thermal scanner (pengukur suhu tubuh) di bandara. Singapura bahkan tidak lagi memberikan obat jenis oseltamifir merek Tamiflu pada pasien flu babi dengan gejala ringan. Amerika Serikat bahkan memilih kebijakan untuk tidak lagi memberikan Tamiflu pada suspek dan pasien positif (confirm) flu babi. Pasalnya, virus H1N1 telah resisten (kebal) pada Tamiflu.

    Kendati WHO menyatakan penyakit flu babi tidak lebih berbahaya dari flu biasa, Departemen Kesehatan memutuskan untuk tetap memperketat penjaringan pencegahan masuknya flu babi agar tidak cepat merembet lebih banyak ke Indonesia.

    menyikapi flu babi
    swine fluMelihat tingkat penyebaran flu babi yang demikian cepat, tampaknya masyarakat Indonesia tidak terhindarkan dari ancaman ini. Melihat fakta yang ada nantinya secara psikologis dan biologis masyarakat harus siap menerima dan menghadapinya. Kepanikan yang berlebihan seharusnya semakin berkurang karena bahaya flu babi hampir sama dengan flu biasa. Kekawatiran yang berlebihan akan menghilang karena nantinya sulit dihindari bahwa flu babi akan berdampingan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Kecemasan terhadap flu babi akan sirna karena penyakit ini 95% tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, tidak memerlukan pengobatan khusus dan ancaman kematiannya tidak jauh berbeda dengan flu biasa.

    Meskipun flu babi nantinya akan mirip flu biasa, pencegahan yang baik harus tetap dilakukan. Pencegahan flu babi seperti pencegahan Influenza pada umumnya meliputi peningkatan higiena, sanitasi dan perilaku hidup bersih diri sendiri. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk pencegahan flu babi. Vaksin yang biasa digunakan untuk influenza pada permulaan flu musiman tidak efektif untuk strain virus ini. Perilaku utama yang dapat mencegah penyebaran virus influaenza adalah melakukan cuci tangan sesering mungkin. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir beberapa kali dalam sehari. Keringkan tangan setelah dicuci. Jika tidak ada air, bisa menggunakan bahan pencuci tangan dari alkohol. Pemakaian masker paling tidak dapat mengurangi resiko penularan melalui udara.

    Bahaya dan komplikasi flu babi
    Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit ini sama seperti flu biasa, diantaranya adalah bronkitis, pnemoni (infeksi paru), infeksi telinga, sinusitis dan kematian. Komplikasi berat yang terjadi atau ancaman jiwa jiwa bisa terjadi pada kasus tertentu terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh yang rendah atau buruk. Sehingga seseorang dengan daya tahan tubuh yang rentan harus lebih waspada. Diantaranya adalah penderita bronkitis, asma dan alergi, penderita yang mudah terserang flu, pernah mempunyai riwayat infeksi telinga, pnemonia atau sesak. Penderita dengan tingkat kekebalan yang sangat buruk seperti penderita HIV, malnutrisi atau gizi buruk, penderita kelainan jantung bawaan, penyakit kanker dan kelainan darah.

    Laporan terakhir di Amerika Serikat menunjukkan penderita obesitas mempunyai resiko terjadi komplikasi lebih besar. Pada ibu hamil dan anak usia di bawah lima tahun khususnya dibawah usia 3 bulan sangat rentan daya tahan tubuhnya harus lebih waspada. Sehingga pemberian ASI ekslusif sangat relevan untuk mencegah terjadi infeksi ini terutama pada bayi di bawah usia 6 bulan. Selain itu resiko tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada negara yang sarana layanan kesehatannya belum terlalu baik.

    Saran: Cegah dan tidak panik!
    Melihat berbagai keadaan tersebut komplikasi atau ancaman jiwa sebenarnya hampir mendekati flu biasa. Keadaan tersebut dapat dihindari bila pada penderita dengan resiko tinggi tersebut harus segera mendapatkan perawatan segera di rumah sakit. Bila terjadi komplikasi yang berat seperti sesak, kejang atau penurunan kesadaran hendaknya dilakukan perawatan di rumah sakit yang sarananya lebih lengkap.

    Dalam menghadapi flu babi kepanikan dan kekawatiran yang berlebihan tampaknya tidak harus dilakukan. Namun meskipun penyakit flu babi tidak seberbahaya yang kita duga selama ini tetap jangan diremehkan. Kewaspadaan dan pencegahan yang baik tampaknya adalah upaya yang dapat dilakuan dalam menghadapi ancaman flu babi yang tidak dapat dielakkan.

    Dr. Widodo Judarwanto, SpA, Rumah Sakit Bunda Jakarta, Jl teuku Cikditiro 28 jakarta Pusat