Senin, 09 November 2009

TUGAS DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI

TUGAS DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI

Source : http://arali2008.wordpress.com/2009/04/02/tugas-dan-fungsi-pejabat-fungsional-epidemiologi-kesehatan-ahli/

Suatu kegiataan dalam rangka mengenal karakteristik penyakit yang berkaitan dengan penularan, penyebaran, faktor berpengaruh meliputi kondisi lingkungan, penyebab penyakit faktor resiko lainnya serta cara-cara penanggulangan yang tepat melalui pengumpulan data, pengolahan data, analisa, interpretasi serta penyebaran informasi adalah suatu kegiatan epidemiologi. Orang yang melakukan pekerjaan ini biasa disebut Epidemiolog.

Seorang profesional epidemiologi kesehatan biasanya bekerja di pemerintahan, baik itu di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Propinsi dan Depkes serta instansi-instansi kesehatan lainnya biasanya mempunyai jabatan yang dikenal dengan Jabatan Fungsional Epidemiologi. Ada dua jabatan profesional epidemiologi yaitu epidemiologi pelaksana dan epidemiologi ahli.

Khusus untuk epidemiologi kesehatan ahli yang tingkat pendidikannya adalah sarjana (S1/DIV) mereka ini akan siap bekerja dalam bidang epidemiologi, mempunyai kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan atas keakhlian dan keterampilan tertentu (profesionalitas) serta bersifat mandiri. Dan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas pokok

Penyelenggaraan tugas-tugas epidemiologi kesehatan ahli secara profesional meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk memecahkan masalah dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematik di bidang epidemiologi kesehatan.

Fungsi

  1. Persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi kesehatan
  2. Pengamatan epidemiologi kesehatan
  3. Penyelidikan epidemiologi kesehatan
  4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
  5. Pemberdayaan Masyarakat dibidang kesehatan
  6. Penerjemah atau penyadur buku dan bahan lainnya di bidang epidemiologi
  7. Pengembangan teknologi tepat guna bidang epidemiologi
  8. Pengajaran atau sebagai pelatih pada unit pendidikan dan pelatihan pegawai
  9. Pembuatan pedoman atau petunjuk tehnis dibidang epidemiologi kesehatan.
  10. Penerjemahan atau penyaluran buku dan bahan/materi lainnya dalam bidang epidemiologi kesehatan
  11. Penyusunan karya tulis ilmiah bidang epidemiologi
  12. Dan pelaksanaan tugas dan fungsi lain dalam bidang epidemiplogi yang diperintahkan oleh pimpinan organisasi.

Penjelasan dari tugas dan fungsi epidemiolog diatas adalah

Persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi kesehatan adalah kegiatan epidemiologi dapat dilakukan jika telah tersedia pedoman atau petunjuk tehnis dan didukung dengan aturan perundang-undangan, maka oleh karena itu seorang epidemiolog dalam menyelenggarakan program dan kegiatan, yang harus dilakukan adalah mempersiapkan pelaksanaan dengan membuat Term Of Referensi (TOR) dan atau TOR yang didukung oleh payung hukum atau kalau tidak ada payung hukum, dibuatkan penjabaran payung hukumnya, agar TOR dan peraturan pendukungnya dapat dengan mudah dilaksanakan, dibuatkan juga tehnis pelaksanaannya. TOR adalah singkatan dari Term Of Reference adalah kerangka acuan yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun perencanaan atau rencana kegiatan program

Pengamatan epidemiologi kesehatan adalah kegiatan surveilans epidemiologi merupakan komponen utama dari pengamatan epidemiologi kesehatan, dimana seorang epidemiolog kesehatan harus terus-menerus bekerja mengamati penyakit dan masalah kesehatan secara sistematik dan menyajikannya secara optimal untuk mempermudah upaya-upaya pencegahan dan tindak lanjut. Jadi pengamatan epidemiologi adalah suatu kegiatan dimulai dari pengumpulan data, validasi, pengolahan, analisa dan interpretasi tentang epidemiologi penyakit yang diamati serta menentukan factor yang berperan pada kejadian penyakit tersebut.

Penyelidikan epidemiologi adalah salah satu pekerjaan seorang epidemiologi yang khas adalah penyelidikan epidemiologi, pekerjaan ini biasa dilakukan ketika terjadi wabah atau kejadian Luar Biasa (KLB) suatu Penyakit, dimana seorang epidemiolog harus dapat memastikan kalau suatu wabah atau KLB penyakit tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat. Atau tepatnya seorang epidemiologi harus dapat menurunkan frekwensi kejadian KLB, menurunkan jumlah kasus dan kematian pada KLB tersebut, memperpendek periode KLB dan menyempitkan wilayah KLB. Jelasnya penyelidikan epidemiologi adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit adalah suatu tindakan dan upaya untuk mencegahan terjadinya penyakit dan masalah kesehatan. Tindakan dan upaya ini berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pelaksanaan imunisasi, pengobatan massal, pengobatan khusus, pemeriksaan khusus, pemeriksaan penyakit khusus kelompok resiko tinggi, melakukan evaluasi program, melakukan pelayanan konsultasi dan penyusunan rekomendasi dari hasil evaluasi program pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Pemberdaayaan masyarakat adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah menfasilitasi masyarakat yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit serta melakukan survailans kewaspadaan dini terjadinya Kejadin Luar Biasa penyakit. Masyarakat dilokasi kegiatan diarahkan pada timbulnya kepedulian dan rasa memiliki PROGRAM dalam berbagai bentuk PARTISIPASI, Masyarakat dimotivasi, masyarakat difungsikan dan masyarakarat dapat berbuat.

Pengembangan teknologi tepat guna bidang epidemiologi adalah serangkat pengetahuan tentang epidemiologi dasar maupun lanjutan. Ketika bekerja, pengetahuan ini harus diaplikasikan. Pendekatan yang paling sederhana adalah pendekatan pertanyaan epidemilogi, dari pertanyaan dan jawaban yang diberikan seorang epidemiolog kesehatan, adalah suatu teknologi yang dapat dipraktekan secara konprehensif, holistik, yang dapat dilakukan secara sistemik dan pengenalan faktor resiko. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah

  1. Kapan penyakit itu terjadi ?” —- when—-, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan distribusi waktu
  2. ”Dimana penyakit itu terjadi ?” —— where—–, pertanyaan ini berkaitan dengan distribusi tempat
  3. Siapa yang menderita penyakit itu ?” ——-who——–, pertanyaan ini berkaitan dengan distribusi orang.
  4. Mengapa penyakit itu terjadi ?” ————–why————-, pertanyaan ini berkaitan dengan penyelidikan penyebab
  5. dan pertanyaan yang terakhir adalah ”Apa yang harus dilakukan?” —–what——, pertanyaan ini berkaitan dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan.

Bentuk teknologi yang tepat guna yang praktis dan sederhana serta dapat diterapkan pada wilayah yang amat terbatas (spesifik) adalah

  1. Tehnik Pengukuran Frekwensi Penyakit
  2. Rancangan penelitian epidemiologi
  3. Rancangan konsep terjadinya penyakit
  4. Surveilans epidemiologi
  5. Local Areal Monitoring (PWS) dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)- Kejadian Luar Biasa (KLB)
  6. Rancangan konsep sentinel
  7. Tehnik investigasi atau penyelidikan epidemiologi.

Penerjemah atau penyadur buku dan bahan lainnya di bidang epidemiologi adalah Memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama: mengungkapkan maknanya, dan kedua: mengungkapkan gaya bahasanya. Kemampuan menerjemah adalah suatu keterampilan atau seni. Untuk itu seorang penerjamah harus :

  • Menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran/penerima, tapi tidak harus dapat berbicara (dengan menggunakan) kedua bahasa tersebut dengan baik.
  • Memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang diterjemahkan, sehingga mampu mengkomunikasikan pesan-pesan yang ada di dalamnya.
  • Membutuhkan praktek/pemahiran dan pengalaman.
  • Seorang penerjemah yang baik ditempa oleh pengalaman, dan penerjemah yang berpengalaman harus ditunjang oleh teori atau petunjuk-petunjuk penerjemahan.

Penyusunan karya tulis ilmiah bidang epidemiologi adalah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data, yang didapatkan dari penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka. Dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah, yaitu pemikiran yang logis (masuk akal), dan berdasarkan fakta empiris (hasil pengalaman atau penemuan dan pengamatan yang telah dilakukan).

Jenis Karya Tulis Ilmiah

  • LAPORAN, ditulis setelah melakukan pengamatan, kunjungan, wawancara, penelitian, pembacaan - literatur, atau percobaan. (penulisannya relatif singkat, dan biasanya penulis membuat kesimpulan sendiri).
  • Makalah, karya tulis yang memerlukan studi atau penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah dapat disajikan dalam pertemuan ilmiah (simposium, seminar, atau lokakarya). Bila ditulis oleh seorang ‘pejabat’ dan dibawakan dalam suatu pertemuan, disebut kertas kerja. Jika dibuat oleh mahasiswa, biasanya disebut paper.
  • Resensi : dapat diartikan sebagai tulisan tentang timbangan buku atau pengawasan ttg baik atau kurang baiknya kualitas suatu tulisan yang terdapat dalam suatu buku, sebagai suatu upaya menghargai karya orang lain, dengan cara memberikan komentar secara obyektif.
  • Artikel : Karangan faktual (non-fiksi) yang menguraikan masalah secara lengkap, tapi tidak terlalu panjang, dan dimuat di surat-kabar, majalah, bulletin, dsb. untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan,mendidik, menghibur, atau menawarkan pemecahan suatu masalah. Artikel dapat berupa gagasan dan opini penulis.
  • Dan lain-lain termasuk yang utama Skripsi, Tesis dan Disertasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatan ini, di perlukan juga pengetahuan kewenangan perbedaan antara Jabatan Fungsional dan Struktural dalam suatu organisasi pemerintahan. Perbedaan itu adalah jika dalam suatu organisasi untuk melaksanakan tugas atau kelompok tugas diperlukan sekelompok orang yang bekerja bersama-sama (Tiem work), maka jabatan yang diperlukan adalah Jabatan struktural. Jika dalam suatu organisasi untuk menjalankan fungsi-fungsi organisasinya perlu mengandalkan kemampuan, keahlian dan keterampilan teknis profesi tertentu, maka jabatan yg diperlukan adalah jabatan Fungsional, seperti halnya jabatan fungsional epidemiologi ahli dalam postingan ini.

Kesimpulannya Tugas dan fungsi pejabat Fungfional Epidemiologi Kesehatan Ahli adalah mereka bekerja dalam bidang epidemiologi, mempunyai kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS atau bukan PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan atas keakhlian dan keterampilan tertentu (profesionalitas) serta bersifat mandiri yaitu mempunyai pengetahuan dan skill epidemiologi yang mumpuni.

Minggu, 11 Oktober 2009

KOMPETENSI DAN PELUANG KERJA SKM

KOMPETENSI DAN PELUANG KERJA

Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat semakin pesat dan derajat kesehatan masyarakat kita akan semakin menurun
apabila tidak dilakukan management kesehatan yang berkualtas. Sarjana Kesehatan Masyarakat diciptakan untuk
mengembangkan kapabilitas dan kompetensinya dalam memanage berbagai permasalahan kesehatan masyarakat untuk
selanjutnya mencari pemecahannya (problem solving).
Orientasi kerja selama ini yang focus pada Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebenarnya sudah tidak relevan lagi
karena berbagai kondisi. Ekspansi kebidang yang lainnya sangatlah diperlukan. Padahal berbagai prospek kerja
masih belum terisi oleh tenaga kesehatan masyarakat bahkan beberapa diisi oleh tenaga dari bidang ilmu yang
lainnya. Kondisi ini perlu kita tindak lanjuti bersama, adapun beberapa prospek kerja dapat dijabarkan sebagai
berikut :

1. KESEHATAN LINGKUNGAN
Bagian Kesehatan Lingkungan dikhususkan untuk mendalami dan menganalisis faktor lingkungan (fisik, biologis, kimia,
sosial) yang berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat.
KOMPETENSI
1. Paham untuk melakukan pengukuran parameter kesehatan lingkungan (Fisika, kimia, biologi, radioaktif, social).
2. Mampu melakukan analisis permasalahan kesehatan lingkungan (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan
sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
3. Mampu melakukan prediksi dampak kesehatan lingkungan dan mernacang alternatif-alternatif pengelolaan untuk
penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan, pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).
4. Mampu melakukan modifikasi dan manipulasi lingkungan untuk penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan
permukiman dan industri (air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, pengendalian vector, sanitasi makanan,
pencemaran lingkungan dan toksikologi lingkungan, lingkungan sosial).


LAPANGAN PEKERJAAN
1. Dinas Kesehatan (Propinsi maupun Kabupaten/Kota) baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa;
2. Puskesmas;
3. Dosen PTN (S-1 dan D-3 AKL);
4. Rumah Sakit; Barida (badan pemeriksa daerah);
5. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2);
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP); Balai Kesehatan Paru (BP4); Balai Kesehatan Mata (BKM).
7. Rumah Sakit swasta; Dosen PTS/STIKES maupun D-3 Kesehatan Lingkungan;
8. Konsultan Air Bersih dan Sanitasi (WISLIC), Konsultan Persampahan;
9. Pengendali Vektor;
10. LSM Lingkungan.
Manajer lingkungan RS, Konsultan limbah, Konsultan Amdal kesmas, Manager kesja dan kesling pd berbagai perusahaan :
pertamina, PLN, Kontruksi, Tekstil, Telkom, dll., Quality control supervisor pada perusahaan makanan dan minuman :
sosro, coca-cola, Aqua, catering dll, Sanitarian pada Hotel dan restourant , Manager HACCP pada restaurant,
Laboratorium kesmas, Puskesmas, Dinas kesehatan, Bapedalda,, Wiraswasta : catering, pest control, konsultan amdal, konsultan limbah dll

2. EPIDEMIOLOGI
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik yang handal di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
serta permasalahan kesehatan pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode epidemiologi.
KOMPETENSI
1. Mampu menganalisis masalah kesehatan masyarakat dengan pendekatan epidemiologi.
2. Mampu mengukur besaran masalah kesehatan dan mencari hubungannya dengan factor risiko.
3. Mampu menyusun dan menyajikan laporan hasil pengamatan, penyelidikan dan penelitian epidemiologi.
4. Mampu merancang, menyelenggarakan survailans masalah kesehatan untuk meramalkan pola masalah kesehatan.
5. Mampu merancang, memantau dan menilai pelaksanaan program kesehatan dengan pendekatan kuantitatif.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Departemen
a. Dinas Kesehatan : seksi P2M, Imunisasi, Penyidikan wabah
b. LITBANG
c. Jenis Tenaga Ker
d. Yang terkait dengan Upaya Pengobata
e. Yang terkait dengan upaya promotif, protektif, preventif, dan upaya paradigma sehat:
1. Epidemiolog
2. Entomolog
(Jabatan Fungsional dalam BKN tahun 2006 untuk tenaga kerja kesehatan bidang kesehatan masyarakat)
2. Non Departemen
a. Perusahaan: Industri Pestisida, Industri makanan/minuman
b. Individual: Surveyor, Konsultan di Bidang Kesehatan
3. Organisasi lain : LSM
1. Survei jentik dan PSN
2. Pemeriksaan kelenjar ludah untuk melihat adanya infeksi : Plasmodium, Filaria (parasit)
3. Menghitung umur nyamuk dengan bedah ovarium

3. GIZI Kesehatan Masyarakat

Bagian yang secara institusi menyiapkan sarjana kesehatan masyarakat yang unggul dalam konsep (teori), pemodelan,
dan perancangan yang berkaitan dengan disiplin ilmu gizi kesehatan masyarakat yang berkualitas dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan kerja, tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam dunia nyata, serta mampu
bersaing di dunia kerja.
KOMPETENSI
1. Mampu mengidentifikasi masalah gizi makro dan mikro pada perorangan dan kelompok.
2. Mampu mengidentifikasi masalah ketersediaan dan keamanan pangan.
3. Mampu mengidentifikasi factor risiko masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
4. Mampu merencanakan, melaksanakan & mengevaluasi program pencegahan serta penanggulangan masalah gizi dan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.
5. Mampu melakuakn penelitian dan publikasi ilmiah.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Instansi Pemerintah :Dinkes, Depkes, Dep. Industri
2. Swasta : Pabrik Makanan
3. Manager Quality control pada perusahaan makanan dan restaurant,
4. supervisor HACCP pada berbagai perusahaan : restaurant, hotel, supermarket, supplier makanan dll, konsultan gizi, catering, dll.

4. ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAAN KESEHATAN
Bagian AKK adalah salah satu elemen FKM yang mendukung pembelajaran dan pencapaian kompetensi kesehatan masyarakat
dalam bidang administrasi manajerial dan kebijakan kesehatan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan analisa situasi masalah kesehatan berdasarkan konsep H.L. Blum.
2. Mampu melakukan analisis aspek manajerial dari system layanan kesehatan.
3. Mampu melakukan skala prioritas masalah kesehatan.
4. Mampu membuat rencana, mengorganisasi, monitoring dan evaluasi program kesehatan.
5. Mampu melakukan advokasi kebijakan kesehatan.
6. Mampu menerapkan metode pengambilan keputusan manajerial.
7. Mampu melakukan analisis kebutuhan kebijakan.
8. Mampu menerapkan langkah-langkah perumusan kebijakan dalam rangka pengendalian faktor risiko terhadap kesehatan.
LAPANGAN PEKERJAAN
Sebagai pelaksana, pengelola, atau pengatur dalam administrasi/manajerial pelayanan dan program kesehatan,
di institusi kesehatan, Rumah Sakit, Asuransi dan pembiayaan kesehatan, LSM dan lain-lain baik di sektor pemerintah
maupun swasta.
Manager RS, Manager Rekam Medik, Manager Pemasaran RS, Manager Asuransi Kesehatan, Bank Insurance and consultant financial (asuransi pada Bank), manager perusahaan farmasi., Pemasaran Laboratorium dan alat kesehatan, puskesmas, dinas kesehatan dll.





5. BIOSTATISTIK DAN KEPENDUDUKAN
Bagian yang secara institusi menyiapkan peserta didik untuk menjadi seorang yang memahami mengenai data
dan cara pengelolaannya, sehingga bisa menunjang kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan
KOMPETENSI
1. Mampu melakukan pengelolaan data (pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian, dan interprestasi)
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi dengan pendekatan statistik dan teknologi informasi.
2. Mampu melakukan manajemen basis data (Storing, up dating, retieving, distributing) untuk proses manajerial
di bidang kependudukan, kesehatan reproduksi dan kesehatan secara umum dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Mampu menyajikan data dan informasi untuk mendukung proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
di bidang kesehatan, kependudukan dan kesehatan reproduksi.
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Konsultan manajemen riset
2. Konsultan statistic dan pengelolaan data kesehatan BPS, Bapedalda, BKKBN
3. Pengembangan software sistem informasi kesehatan


6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bagian K3 menyelenggarakan proses pendidikan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat dengan minat K3 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ahli K3 di berbagai sektor pekerjaan.
KOMPETENSI
1. Mampu meakukan pengenalan faktor bahaya (occupational health hazards) di tempat kerja.
2. Mampu melakukan pengukuran terhadap faktor bahaya di tempat kerja.
3. Mampu menggunakan data hasil pengukuran potensi bahaya di tempat kerja dalam merencanakan
program penaggulangan (manajemen data).
4. Mampu menggunakan data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam menyusun program pencegahan
bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Mampu mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja berdasar hierarki kontrol bahay (loss prevention
programme).
6. Terampil melakukan monitoring dan evaluasi program pencegahan, penaggulangan masalah kesehatan di
tempat kerja.
LAPANGAN PEKERJAAN
Instansi pemerintah maupun non pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah (Depkes, Depnaker, Pertamina,
Askes, Jamsostek, Rumah Sakit, PDAMK, industri makanan atau minuman, industri tekstil, kertas, dsb)





7. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Bagian PKIP menyiapkan mahasiswa lulusannya agar dapat berperan serta di masyarakat sebagai Agent of Change
berperan aktif memberdayakan masyarakat supaya mampu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki
kesehatan mereka secara Self Empowerment (pemberdayaan diri sendiri).
KOMPETENSI
1. Mampu mengukur/mengidentifikasi faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi kesehatan
2. Mampu melakukan analisis penyebab masalah perilaku
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan, memnuat desain dan menyajikan informasi yan berkaitan dengan kesehatan
kepada masyarakat
4. Mampu menyusun program perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
5. Mampu menilai/mengukur perubahan perialaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
6. Mampu melakukan identifikasi faktor-faktor perilaku yang merupakan faktor resiko terhadap kesehatan
7. Mampu menyusun, melaksanakan, monitoring, dan evaluasi program-program pengendalian faktor resiko
8. Mampu menjadi agen pembaharu dan penggerak masyarakat :
a. Mempunyai kemampuan sebagai leader
b. Mampu melakukan pemberdayaan masyarakat
c. Mampu menjalin jejaring kemitraan
LAPANGAN PEKERJAAN
1. Lembaga Swadaya Masyarakat PKBI, Pilar, Kalandara, Rumah Damai, Badan Narkoba Nasional, dan LSM lainnya, Komisi Penanggulangan Aid.
2. Rumah Sakit Pemerintah maupun Swasta
3. Media Elektronik : Stasiun Penyiaran Radio atau TV (Broadcast Station), Biro Periklanan, Biro Public Relations. Media Cetak : Surat Kabar
4. Institusi (Hotel, Mal, Bank, Pesantren, dsb)
5. Dalam unit di Departemen Kesehatan, Dinkes, Puskesmas dengan nama Biro/Bag/Unit Promosi Kesehatan.
6. Institusi Pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Kesehatan, Poltekkes, Konselor Kesehatan di
TK,SD,SMP,SMU)

Selasa, 06 Oktober 2009

Departemen Kesehatan membuka formasi SKM

Dalam rangka penerimaan CPNS 2009, Departemen Kesehatan membuka formasi SKM mohon
Lihat info lengkapnya di :


http://www.ropeg-depkes.or.id/

CPNS Departemen Pertahanan membutuhkan SKM 6 Orang

Dalam rangka mengisi Formasi Pegawai Negeri Sipil TA. 2009, Departemen Pertahanan membuka kesempatan kepada Warga Negara Indonesia pria dan wanita untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Dephan, dengan kualifikasi pendidikan dan kebutuhan formasi sebagai berikut:
mohon lihat formasi di :


http://penpeg.dephan.go.id/cpns2009.html

Lowongan S1 Kesehatan Masyarakat or Industrial Hygiene.

Lowongan S1 Kesehatan Masyarakat (SKM)

P.T. Kojo is a Foreign Joint Venture company operating in Indonesia in the construction and property industries. Currently we are seeking a professional candidate for the following position:

HYGIENE OFFICER

Main Task : Ensure all hygiene rules applied in all area & acitivies

Requirements :
*
S1 Kesehatan Masyarakat or Industrial Hygiene.

*
Has more than 2 years working experience especially at Hotel & Restaurant.
*
Good English
*
Having experience on implementing ISO is an advantage.
*
Willing to be placed in East Kalimantan

Please submit your CV to :

PT. KOJO

Wisma Pondok Indah II, 17th Floor Suite 1701

Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA, Jakarta 12310

Or

e-mail : recruitment@kojo.co.id

Rabu, 19 Agustus 2009

SISTEM REPRODUKSI WANITA



Sistem Reproduksi Wanita DEFINISI
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.

Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

  • Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
  • Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
  • Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
  • Vagina, merupakan jalan lahir.


    Alat reproduksi wanita

    ORGAN KELAMIN LUAR

    Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.
    Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.

    Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.
    Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin.
    Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.

    Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
    Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria).
    Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.

    Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
    Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.
    Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.

    Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).
    Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.


    ORGAN KELAMIN DALAM

    Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
    Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.

    Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.
    Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.

    Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina.
    Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.
    Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.
    Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

    Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
    Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.

    Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
    Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.
    Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

    Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal.
    Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.

    Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
    Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.
    Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.

    Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba.
    Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah.
    Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim.
    Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.

    Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.
    Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.
    Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.

    Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya.
    Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

    Alat reproduksi wanita bagian dalam
    Anatomi rahim
  • ICAAP ke 9

    Konfrensi International tentang HIV/AIDS di adakan di H. westin, Nusa Dua dari tgl 9 -13 Agustus 2009

    Dibahas mengenai penelitian dari berbagai negara yang dihadiri oleh 3000 peserta.