Jumat, 22 Januari 2010

Vacancy for Health Specialist, Malaria

UNICEF INDONESIA
Current VACANCIES

UNICEF Indonesia welcomes applications from qualified Indonesian national candidates for the following vacancies. Each candidate should provide their full curriculum vitae, updated P11 form and latest Performance Evaluations accompanied by a recent identity photograph and photocopies of diplomas addressed to:

Human Resources Specialist, UNICEF
Wisma Metropolitan II, 11th Floor
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 31 Jakarta 12920

Or send electronically to: jakartahr@unicef.org
(Please quote the post title for which you are applying for in the subject line)

Closing date:3 February 2010

UNICEF offers equal employment opportunities and qualified female candidates are encouraged to apply

Vacancy reference: 10-001
Title:
Health Specialist, Malaria (Fixed-Term, NO-C level, IMIS 43788)
Duty Station:
Jakarta
Contract Duration: until 31 December 2010
Summary of the Post:
Under the general supervision of the Chief of Health and Nutrition, the incumbent will coordinate the implementation, monitoring and evaluation of the Malaria in Pregnancy Programme in linkage with the Safe Motherhood projects. Also will work closely with the US-CDC-seconded malaria technical expert to be stationed at the National Malaria Control Programme.
QUALIFICATIONS:

· Advanced University Degree in Health Sciences, Master in Public Health preferable
· Five (5) years of professional working experience in related fields of community development in Mother and Child Health care. Some knowledge of malaria desirable.
· Ability to write good reports.
· Level of decision making.
· Can be relied upon to provide up to date professional expertise to the Field Offices in his or her sector and to leverage this expertise successfully to meet the goals of UNICEF.
· Must be able to demonstrate the requisite aptitudes and experience for developing, managing, monitoring and evaluating health programmes.
· Technical understanding of health project including knowledge of latest development and technology.
· Current knowledge of development issues, policies as well as social programming policies and procedures in international development cooperation.
· Good computer application skills.
· Good analytical, negotiating, communication and advocacy skills.
· Training ability.
· Proven ability to conceptualize, develop, plan and manage programme as well as to transfer knowledge and skills.
· Fluency in English and Bahasa Indonesia is required.
· Ability to work independently as well as in a team.

Minggu, 17 Januari 2010

Butuh Segera Tenaga Kesehatan Masyarakat untuk PNPM Mandiri DTK

SUPPORT FOR POOR AND
DISADVANTAGED AREAS (SPADA) PROJECT
PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus /

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan
Proyek Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (Support for Poor And Disadvantaged Areas
(IBRD Loan No. 4788-IND and IDA Credit No. 4076-IND)) maka saat ini
perusahaan kami, PT. Multidecon Internal, membutuhkan tenaga pendamping kegiatan di lapangan
sebagai Konsultan Manajemen Kabupaten Bidang Kesehatan (Health Specialist) di
Kabupaten Flores Timur, NTT. Program ini mendorong keterlibatan perempuan di
dalamnya.
KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN
(KM-KAB) bertugas melakukan pendampingan terhadap Tim Koordinasi P2DTK
Kabupaten dan memberi dukungan teknis kepada pelaku-pelaku program P2DTK
lainnya di kabupaten untuk menjamin pelaksanaan program sesuai dengan
prinsip-prinsip dan mekanisme Program P2DTK.
Persyaratan:
1. Pendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal
3 (tiga) tahun;
2. Latar belakang pendidikan Kesehatan Masyarakat atau sejenis untuk Health
Specialist;
3. Memiliki pengalaman dalam pendampingan
masyarakat, penguatan kapasitas masyarakat, pelatihan partisipatif, mediasi, dan
pengembangan jaringan kerja;
4. Lebih diutamakan yang memiliki pengalaman dalam
program-program pemberdayaan masyarakat;
5. Tidak sedang aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS);
6. Bersedia untuk tinggal di kabupaten lokasi
program.
Bagi calon-calon KM-KAB yang
memenuhi kualifikasi dan merasa tertantang untuk bergabung dalam program ini
silahkan mengirim Surat Lamaran, Daftar Riwayat Hidup (CV), Ijazah Akademik (scan)
dan KTP (scan) paling lambat 23 Januari 2009.

Jumat, 15 Januari 2010

Lowongan SKM : Project Officer for Malaria Study sponsored by Bill & Melinda Gates Foundation





We are seeking a Project Officer to support a malaria study sponsored by
Bill & Melinda Gates Foundation and managed by ALERTAsia Foundation, a
local private, registered not-for-profit foundation in Jakarta,
Indonesia, committed to supporting research, training and education in
the field of emerging and endemic infections in Southeast Asia.

The ideal candidate will be thoroughly knowledgeable of Indonesian
regulations and laws regarding the operations and management of
not-for-profit foundations and has experienced in managing research
project activities. Minimum qualifications include formal training
and/or certification in accounting or management preferably with an
advanced degree. More than 5 years experience managing the budgets and
personnel of not-for-profit organizations within Indonesia, and has
fluency in English. A knowledge in scientific or educational endeavors
would be advantageous. This position is open to any qualified person,
regardless of nationality, race, religion, sex, or sexual orientation.

Please send you application letter and CV to : admin@alertasia.org with
Project Officer as the email subject no later than 22 January 2010. This
is an immediate position. Only short listed candidates will be contacted

Lowongan SKM untuk : Aceh Development Program





Major Roles :

Responsible
to provide advice and assistance to all working area in Banda Aceh,
Aceh Besar, Aceh Jaya and Aceh Barat. Oversee the health programs
design, redesign, evaluation, and implementation; government official
coordination; and health surveillance for the Aceh Development Program.


Qualifications :


Minimum S1 in Public Health / Medical Doctor

Min. 3 years field experiences in community development program particularly in health project


Strong skills on mother and child health as well as water and sanitation issues

Good project management, networking and advocacy skill
Able to facilitate training with different audiences background


Willing to be based at project site



Please
send your application with updated CV to RecruitmentIndonesia@wvi.org

Lowongan Kesehatan Kerja untuk SKM Udayana



TOA-TOKURA-PP Joint Operation
Location : Kuta-Bali
TOA Corporation is an international construction company need a professional force for the position: HEALTH & SAFETY ENGINEER.

Requirements:
- Male, max. 35 years old
- Graduated from Health & Safety background with GPA>2.75
- Fluenth English
- Min. 2 years experienced in safety construction
- Computer operating
- Having motivation to achieve target
- Disciplin and Strong Leadership
- Sent application letter and CV to TOA-TOKURA-PP Joint Operation, Jl. Dewi Sri No. 18, Blok C-D-E Kuta Bali or fax to 0361-751618 until this week
- Only qualified applicants who are called to interview

Rabu, 02 Desember 2009

PENANGGULANGAN RABIES BERBASIS DESA PAKRAMAN DI BALI

OPINI

Telah dimuat di Bali Post tgl 19 November 2009


PENANGGULANGAN RABIES BERBASIS DESA PAKRAMAN
DI BALI

Oleh : Sang Gede Purnama

Upaya penanggulangan rabies bukanlah tanggung jawab pemerintah saja melainkan seluruh masyarakat. Keterlibatan desa pakraman dalam hal ini sangatlah diperlukan dimana lembaga adat dapat berperan serta langsung dalam eliminasi anjing, pemberian VAR dan pembuatan awig-awig cukup mendukung suksesnya program ini.

Perkembangan penyakit rabies semakin hari semakin mengkhawatirkan keadaannya. Jumlah korbannya terus bertambah dan wilayah penyebarannya juga terus meluas. Apa yang telah kita lakukan ternyata masih belum bisa mewujudkan provinsi bali terbebas dari rabies. Sebelumnya kita dikenal sebagai kawasan bebas rabies namun dengan berjalannya waktu ternyata kawasan kita telah kemasukan hewan pembawa virus rabies.
Virus rabies sebenarnya dapat dibawa oleh anjing, kucing, dan kera. Dimana potensi terbesar saat ini disebarkan oleh anjing. Penularannya melalui gigitan hewan pembawa virus rabies dan termasuk zoonosis (penyakit hewan yang dapat menular kemanusia). Penyakit rabies dapat menyebabkan kematian sehingga perlu penanganan serius terhadap penyakit ini.
Justru yang membedakan Provinsi Bali dengan daerah lainnya adalah kepemilikan anjing tersebut. Anjing populasinya sangat banyak di Provinsi Bali dibandingkan daerah lainnya, Anjing tersebut sering dilepaskan oleh pemiliknya (diliarkan), Pemilik anjing tidak terdata dan jarang anjing yang divaksin. Disamping itu anjing bagi masyarakat bali sebagai penjaga rumah sehingga hampir setiap rumah berisi anjing. Diperkirakan hanya diperlukan seekor anjing dalam masa inkubasi untuk menularkan rabies di Bali. Populasi anjing yang tinggi (500.000-600.000 ekor) di Bali merupakan media yang efektif sebagai penyebaran rabies.
Sebagai daerah pariwisata dunia yang sebagian besar masyarakatnya tergantung pada sektor pariwisata. Bali juga dapat mengalami kerugian yang besar apabila terjadi wabah rabies. Industri pariwisata umumnya sensitif terhadap masalah yang terjadi khususnya masalah kesehatan masyarakat. Pada tahun 2004 saja, Bali kedatangan hampir 1,5 juta wisatawan asing. Menurut survey Dinas Pariwisata Bali, wisatawan asing tersebut rata-rata tinggal selama 11 hari dengan pengeluaran per wisatawan per hari sebesar Rp 550.000,00. Berarti pada tahun 2004, jumlah uang yang masuk dari para wisatawan asing yang berlibur di Bali diperkirakan sebesar Rp9.075 trilyun (Rp550.000,00 dikali 11 hari, dikali 1,5 juta orang). Itu artinya dampak tidak langsung yang ditimbulkan cukup besar dimana akan dirasakan juga oleh pelaku pariwisata dimana terdapat perhotelan, agen perjalanan wisata, transportasi, restoran, objek wisata, kerajinan tangan atau cinderamata, dan pelaku bisnis.
Kondisi sosial budaya masyarakat yang suka memelihara anjing juga harus dibarengi dengan perawatannya. Masalah justru timbul karena banyak anjing peliharaan yang sengaja diliarkan oleh pemiliknya tanpa ada perawatan dan vaksinasi. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung penyebaran rabies semakin cepat karena padatnya populasi anjing di Bali. Apalagi kalau nantinya ada monyet di Sangeh atau Alas Kedaton terkena rabies maka keadaannya akan semakin parah saja. Hal itu dapat menyebabkan kawasan wisata itu hanya tinggal nama karena semua monyet harus dieliminasi dari tempat itu.
Bagaimana upaya penanggulangan rabies selama ini ?. Dinas Perternakan dan Dinas Kesehatan saling berkordinasi dalam upaya menangani masalah ini. Eliminasi anjing terus dilakukan namun memang masih kurang efektif terutama didaerah yang diketahui ada anjing positif rabies karena masih saja ada perlawanan dari masyarakat disamping tidak semua anjing dapat dieliminasi. Beberapa korban dengan riwayat gigitan anjing dan positif rabies juga sudah ada meninggal sejak setahun lalu hingga kini. Pemberian vaksin anti rabies (VAR) pada anjing masih terbatas dilakukan dengan berbagai alasan. Rabies sepertinya menjadi bom waktu bagi masyarakat kita maka dukungan dan peran serta masyarakatlah yang diperlukan dalam penanganan masalah ini.
Pengawasan terhadap binatang penular rabies masuk ke Bali kini mulai diperketat. Namun demikian potensi masuknya hewan penular rabies dapat saja terjadi. Disamping sudah ada anjing yang pembawa virus rabies berkeliaran di provinsi ini. Anjing tersebut dapat saja sudah tertular namun belum menunjukan gejala rabies sehingga dapat masuk ke Provinsi Bali dan menyebarkan virusnya.
Permasalahannya menjadi begitu kompleks karena upaya eliminasi yang masih terbatas, VAR pada anjing juga tidak kontiniue dilakukan, banyak anjing yang tidak terdata dimasing-masing wilayah, Banyaknya populasi anjing liar dan belum diterapkannya sistem yang komprehensif dalam penanganan masalah ini. Oleh sebab itulah harus ada langkah-langkah yang serius dan berkesinambungan dalam penanganan masalah ini.


Penanggulangan rabies berbasis desa pakraman
Sistem penanggulangan rabies berbasis desa pakraman adalah salah satu opsi yang dipandang cukup efektif karena sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat bali. Upaya penanganan suatu penyakit dengan pendekatan sosial-budaya sangat penting. Peran serta semua pihak dalam upaya penanganan masalah ini diperlukan. Sementara ini yang terjadi adalah pemerintah dengan dinas perternakan dan kesehatan yang lebih banyak bekerja. Dengan jumlah tenaga dan anggaran yang terbatas mereka kesulitan untuk melaksanakan program diwilayah Bali yang luas dengan berbagai macam kondisinya.
Adapun sistem penanggulangan rabies berbasis masyarakat tersebut dimana peranan lembaga pemerintah dan lembaga sosial masyarakat saling bekerjasama. Dinas perternakan berkordinasi dengan dinas kesehatan dimana Puskesmas dan Puskeswan bekerjasama langsung dengan lembaga masyarakat seperti Desa Pakraman. Desa Pakraman selanjutnya berkomunikasi dengan Banjar Adat. Peranan banjar adat inilah sebagai ujung tombak pelaksanaan program. Dimana eliminasi anjing liar dilakukan oleh pecalang. Kemudian Kasinoman melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap anjing yang dimiliki warga termasuk munculnya anjing baru yang tidak jelas kepemilikannya di lingkungan desa dilakukan pendataan. Kader Kesehatan yang terlatih diminta sebagai tenaga promosi kesehatan dan apabila diperlukan dapat dilatih menjadi tenaga yang memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) pada anjing dan anjing yang telah mendapat VAR diberikan tanda. Seka Truna-truni juga dapat berperan aktif sebagai tenaga promosi kesehatan dalam upaya penanggulangan rabies.
Peranan tokoh-tokoh masyarakat sebagai agen perubahan (agent of change) juga diperlukan. Merekalah yang diharapkan mampu memberi informasi yang baik dan benar kemudian menggerakan masyarakat menjalankan program yang telah disepakati. Sehingga program penanggulangan rabies dapat berjalan dengan baik.
Dibeberapa daerah ada yang menerapkan awig-awig (peraturan adat yang disepakati bersama) dimana masyarakat yang memiliki anjing yang sengaja diliarkan dan menggigit korban maka si pemilik diminta mengganti biaya pengobatan bahkan sampai upacara kematian dan akan diberi denda sesuai aturan yang disepakati. Hal ini bertujuan agar masyarakat tersebut menjaga anjingnya dengan baik dan tidak melepaskan begitu saja tanpa perawatan. Pemilik anjing berkewajiban memberi vaksin pada anjingnya dan merawatnya. Apabila ada anjing liar yang tidak jelas kepemilikannya sebaikny dieliminasi.
Penerapaan peraturan adat (awig-awig) yang disepakati bersama oleh masyarakat dipandang lebih efektif sebagai upaya melakukan pengawasan terhadap anjing liar dan penanggulangan rabies. Di beberapa daerah pembuatan awig-awig ini telah dilaksanakan. Anggota masyarakat yang memiliki anjing yang tadi diliarkan dan tidak terpelihara dengan baik kini mulai melakukan pengawasan dan pemeliharaan.
Sebenarnya banyak potensi organisasi masyarakat yang dapat digerakan dalam mendukung program ini seperti IAKMI, PHDI, LSM, Universitas, dan lainnya. Inilah bentuk peran serta masyarakat dalam upaya penanggulangan rabies. Permasalahan rabies adalah masalah kita semua jadi sudah sepantasnya kita semua berperan serta dalam penanggulangannya.

Penulis adalah Pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi Bali

Senin, 09 November 2009

TUGAS DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI

TUGAS DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOGI

Source : http://arali2008.wordpress.com/2009/04/02/tugas-dan-fungsi-pejabat-fungsional-epidemiologi-kesehatan-ahli/

Suatu kegiataan dalam rangka mengenal karakteristik penyakit yang berkaitan dengan penularan, penyebaran, faktor berpengaruh meliputi kondisi lingkungan, penyebab penyakit faktor resiko lainnya serta cara-cara penanggulangan yang tepat melalui pengumpulan data, pengolahan data, analisa, interpretasi serta penyebaran informasi adalah suatu kegiatan epidemiologi. Orang yang melakukan pekerjaan ini biasa disebut Epidemiolog.

Seorang profesional epidemiologi kesehatan biasanya bekerja di pemerintahan, baik itu di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Propinsi dan Depkes serta instansi-instansi kesehatan lainnya biasanya mempunyai jabatan yang dikenal dengan Jabatan Fungsional Epidemiologi. Ada dua jabatan profesional epidemiologi yaitu epidemiologi pelaksana dan epidemiologi ahli.

Khusus untuk epidemiologi kesehatan ahli yang tingkat pendidikannya adalah sarjana (S1/DIV) mereka ini akan siap bekerja dalam bidang epidemiologi, mempunyai kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan atas keakhlian dan keterampilan tertentu (profesionalitas) serta bersifat mandiri. Dan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

Tugas pokok

Penyelenggaraan tugas-tugas epidemiologi kesehatan ahli secara profesional meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk memecahkan masalah dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematik di bidang epidemiologi kesehatan.

Fungsi

  1. Persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi kesehatan
  2. Pengamatan epidemiologi kesehatan
  3. Penyelidikan epidemiologi kesehatan
  4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
  5. Pemberdayaan Masyarakat dibidang kesehatan
  6. Penerjemah atau penyadur buku dan bahan lainnya di bidang epidemiologi
  7. Pengembangan teknologi tepat guna bidang epidemiologi
  8. Pengajaran atau sebagai pelatih pada unit pendidikan dan pelatihan pegawai
  9. Pembuatan pedoman atau petunjuk tehnis dibidang epidemiologi kesehatan.
  10. Penerjemahan atau penyaluran buku dan bahan/materi lainnya dalam bidang epidemiologi kesehatan
  11. Penyusunan karya tulis ilmiah bidang epidemiologi
  12. Dan pelaksanaan tugas dan fungsi lain dalam bidang epidemiplogi yang diperintahkan oleh pimpinan organisasi.

Penjelasan dari tugas dan fungsi epidemiolog diatas adalah

Persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi kesehatan adalah kegiatan epidemiologi dapat dilakukan jika telah tersedia pedoman atau petunjuk tehnis dan didukung dengan aturan perundang-undangan, maka oleh karena itu seorang epidemiolog dalam menyelenggarakan program dan kegiatan, yang harus dilakukan adalah mempersiapkan pelaksanaan dengan membuat Term Of Referensi (TOR) dan atau TOR yang didukung oleh payung hukum atau kalau tidak ada payung hukum, dibuatkan penjabaran payung hukumnya, agar TOR dan peraturan pendukungnya dapat dengan mudah dilaksanakan, dibuatkan juga tehnis pelaksanaannya. TOR adalah singkatan dari Term Of Reference adalah kerangka acuan yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun perencanaan atau rencana kegiatan program

Pengamatan epidemiologi kesehatan adalah kegiatan surveilans epidemiologi merupakan komponen utama dari pengamatan epidemiologi kesehatan, dimana seorang epidemiolog kesehatan harus terus-menerus bekerja mengamati penyakit dan masalah kesehatan secara sistematik dan menyajikannya secara optimal untuk mempermudah upaya-upaya pencegahan dan tindak lanjut. Jadi pengamatan epidemiologi adalah suatu kegiatan dimulai dari pengumpulan data, validasi, pengolahan, analisa dan interpretasi tentang epidemiologi penyakit yang diamati serta menentukan factor yang berperan pada kejadian penyakit tersebut.

Penyelidikan epidemiologi adalah salah satu pekerjaan seorang epidemiologi yang khas adalah penyelidikan epidemiologi, pekerjaan ini biasa dilakukan ketika terjadi wabah atau kejadian Luar Biasa (KLB) suatu Penyakit, dimana seorang epidemiolog harus dapat memastikan kalau suatu wabah atau KLB penyakit tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat. Atau tepatnya seorang epidemiologi harus dapat menurunkan frekwensi kejadian KLB, menurunkan jumlah kasus dan kematian pada KLB tersebut, memperpendek periode KLB dan menyempitkan wilayah KLB. Jelasnya penyelidikan epidemiologi adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit adalah suatu tindakan dan upaya untuk mencegahan terjadinya penyakit dan masalah kesehatan. Tindakan dan upaya ini berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pelaksanaan imunisasi, pengobatan massal, pengobatan khusus, pemeriksaan khusus, pemeriksaan penyakit khusus kelompok resiko tinggi, melakukan evaluasi program, melakukan pelayanan konsultasi dan penyusunan rekomendasi dari hasil evaluasi program pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Pemberdaayaan masyarakat adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah menfasilitasi masyarakat yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit serta melakukan survailans kewaspadaan dini terjadinya Kejadin Luar Biasa penyakit. Masyarakat dilokasi kegiatan diarahkan pada timbulnya kepedulian dan rasa memiliki PROGRAM dalam berbagai bentuk PARTISIPASI, Masyarakat dimotivasi, masyarakat difungsikan dan masyarakarat dapat berbuat.

Pengembangan teknologi tepat guna bidang epidemiologi adalah serangkat pengetahuan tentang epidemiologi dasar maupun lanjutan. Ketika bekerja, pengetahuan ini harus diaplikasikan. Pendekatan yang paling sederhana adalah pendekatan pertanyaan epidemilogi, dari pertanyaan dan jawaban yang diberikan seorang epidemiolog kesehatan, adalah suatu teknologi yang dapat dipraktekan secara konprehensif, holistik, yang dapat dilakukan secara sistemik dan pengenalan faktor resiko. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah

  1. Kapan penyakit itu terjadi ?” —- when—-, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan distribusi waktu
  2. ”Dimana penyakit itu terjadi ?” —— where—–, pertanyaan ini berkaitan dengan distribusi tempat
  3. Siapa yang menderita penyakit itu ?” ——-who——–, pertanyaan ini berkaitan dengan distribusi orang.
  4. Mengapa penyakit itu terjadi ?” ————–why————-, pertanyaan ini berkaitan dengan penyelidikan penyebab
  5. dan pertanyaan yang terakhir adalah ”Apa yang harus dilakukan?” —–what——, pertanyaan ini berkaitan dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan.

Bentuk teknologi yang tepat guna yang praktis dan sederhana serta dapat diterapkan pada wilayah yang amat terbatas (spesifik) adalah

  1. Tehnik Pengukuran Frekwensi Penyakit
  2. Rancangan penelitian epidemiologi
  3. Rancangan konsep terjadinya penyakit
  4. Surveilans epidemiologi
  5. Local Areal Monitoring (PWS) dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)- Kejadian Luar Biasa (KLB)
  6. Rancangan konsep sentinel
  7. Tehnik investigasi atau penyelidikan epidemiologi.

Penerjemah atau penyadur buku dan bahan lainnya di bidang epidemiologi adalah Memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama: mengungkapkan maknanya, dan kedua: mengungkapkan gaya bahasanya. Kemampuan menerjemah adalah suatu keterampilan atau seni. Untuk itu seorang penerjamah harus :

  • Menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran/penerima, tapi tidak harus dapat berbicara (dengan menggunakan) kedua bahasa tersebut dengan baik.
  • Memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang diterjemahkan, sehingga mampu mengkomunikasikan pesan-pesan yang ada di dalamnya.
  • Membutuhkan praktek/pemahiran dan pengalaman.
  • Seorang penerjemah yang baik ditempa oleh pengalaman, dan penerjemah yang berpengalaman harus ditunjang oleh teori atau petunjuk-petunjuk penerjemahan.

Penyusunan karya tulis ilmiah bidang epidemiologi adalah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data, yang didapatkan dari penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka. Dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah, yaitu pemikiran yang logis (masuk akal), dan berdasarkan fakta empiris (hasil pengalaman atau penemuan dan pengamatan yang telah dilakukan).

Jenis Karya Tulis Ilmiah

  • LAPORAN, ditulis setelah melakukan pengamatan, kunjungan, wawancara, penelitian, pembacaan - literatur, atau percobaan. (penulisannya relatif singkat, dan biasanya penulis membuat kesimpulan sendiri).
  • Makalah, karya tulis yang memerlukan studi atau penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah dapat disajikan dalam pertemuan ilmiah (simposium, seminar, atau lokakarya). Bila ditulis oleh seorang ‘pejabat’ dan dibawakan dalam suatu pertemuan, disebut kertas kerja. Jika dibuat oleh mahasiswa, biasanya disebut paper.
  • Resensi : dapat diartikan sebagai tulisan tentang timbangan buku atau pengawasan ttg baik atau kurang baiknya kualitas suatu tulisan yang terdapat dalam suatu buku, sebagai suatu upaya menghargai karya orang lain, dengan cara memberikan komentar secara obyektif.
  • Artikel : Karangan faktual (non-fiksi) yang menguraikan masalah secara lengkap, tapi tidak terlalu panjang, dan dimuat di surat-kabar, majalah, bulletin, dsb. untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan,mendidik, menghibur, atau menawarkan pemecahan suatu masalah. Artikel dapat berupa gagasan dan opini penulis.
  • Dan lain-lain termasuk yang utama Skripsi, Tesis dan Disertasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatan ini, di perlukan juga pengetahuan kewenangan perbedaan antara Jabatan Fungsional dan Struktural dalam suatu organisasi pemerintahan. Perbedaan itu adalah jika dalam suatu organisasi untuk melaksanakan tugas atau kelompok tugas diperlukan sekelompok orang yang bekerja bersama-sama (Tiem work), maka jabatan yang diperlukan adalah Jabatan struktural. Jika dalam suatu organisasi untuk menjalankan fungsi-fungsi organisasinya perlu mengandalkan kemampuan, keahlian dan keterampilan teknis profesi tertentu, maka jabatan yg diperlukan adalah jabatan Fungsional, seperti halnya jabatan fungsional epidemiologi ahli dalam postingan ini.

Kesimpulannya Tugas dan fungsi pejabat Fungfional Epidemiologi Kesehatan Ahli adalah mereka bekerja dalam bidang epidemiologi, mempunyai kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS atau bukan PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan atas keakhlian dan keterampilan tertentu (profesionalitas) serta bersifat mandiri yaitu mempunyai pengetahuan dan skill epidemiologi yang mumpuni.