ANALISIS RASIO KEUANGAN RUMAH SAKIT
Oleh :
Sang Gede Purnama,S.KM
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Udayana
PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalsis laporan keuangan laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata analisis didefenisikan sebagai berikut : penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Menurut definisi tersebut, analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan dalam unsure-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dengan tujuan memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut.
Eopald A. Bernstein, memberi definisi analisis laporan keuangan sebagai berikut : “analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kierja perusahaan pada masa mendatang.
Seorang manager membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai laporan keuangan karena dari data tersebut dapat menjadi alat untuk mencapai beberapa tujuan misalnya digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternative investasi atau merger, sebagai alat forecasting mengenai kondisi kinerja keuangan di masa dating, sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
A. Tujuan Analisis Rasio
Analisis rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan perusahaan, tujuannya adalah:
· Mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini
· Memprediksi kondisi keuangan masa yang akan datang
B. Jenis rasio keuangan :
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Hutang (laverage ratio)
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar (dengan hutang)
3. Rasio Aktivitas (activity ratio)
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur aktifitas perusahaan dalam mengelola sumber dana perusahaan.
4. Rasio Keuntungan (profitability ratio)
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur efektivitas keseluruhan manajemen yang dapat dilihat dari keuntungan yang dihasilkan.
5. Rasio Penilaian Saham
Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur naik atau turunnya nilai saham perusahaan dan dividen yang diperoleh jika dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku.
Table 1
NERACA KEUANGAN RUMAH SAKIT
31 Juli 2007 dan 31 Juli 2008
Harta (Assets) Kas (cash) Piutang dagang (account Receivable) Allowance for bad debt Inventories Prepaid insurance TOTAL HARTA LANCAR (total current assets) Mesin dan alat Penyusutan alat Gedung Penyusutan gedung Tanah TOTAL HARTA TETAP (TOTAL FIXED ASSETS) Goodwill Total harta (total assets) HUTANG & MODAL (liabilities and Equity) Hutang dagang (accounts payable) Hutang wesel (notes payble) Biaya yang harus dibayar (Acured taxes) TOTAL HUTANG LANCAR (total current liabilities) Hutang obligasi (bonds payable) TOTAL HUTANG JANGKA PANJANG (total long term liabilities) TOTAL HUTANG (total liabilities) saham biasa (common stock) laba ditahan (retained earnings) 31 juli TOTAL MODAL SENDIRI (total stockholders equity) TOTAL HUTANG & MODAL (total liabilities & equity) | 31 Juli 2005 Rp. 180 590 (13) 645 18 Rp. 1420 450 (290) 400 (185) 24 Rp. 399 10 Rp. 1829 Rp. 153 90 127 Rp. 370 19 19 Rp. 389 500 940 1440 1829 | 31 Juli 2006 Rp. 205 490 (10) 590 16 Rp. 1290 480 (252) 400 (173) 11 Rp. 466 10 Rp. 1767 Rp. 110 79 138 327 25 25 352 490 925 1415 1767 |
I. Rasio Likuiditas
· Current Ratio
Current ratio adalah rasio antara harta lancar (current assets) dengan hutang lancar current liabilities). Agar lebih jelas lihat table neraca disamping.
Total current assets Total current liabilities
Current ratio = X 100%
= 1420/370 = 3,8
Analisis :
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya.
Jika yang digunakan adalah rasio bisnis yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B), angka rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika rasio ini lebih kecil dibandingkan rata-rata industri (ratio bisnis) yang ada, misalnya kurang dari 1,5 hal ini menunjukan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan dalam pembayaran tagihan jangka pendeknya. Tetapi sebaliknya jika rasio ini cukup besar (misalnya diatas 4) perusahaan ini dapat dengan mudah mencairkan harta lancarnya untuk membayar seluruh tagihan hutang lancar yang dimilikinya.
· Inventory to working Capital
Ini adalah rasio inventory yang dibagi dengan harta lancar (current assets) dikurangi hutang lancar (current liabilities)
Inventory to working capital = 645/ (1420 – 370) = 0,61
Analisis :
Jika dibandingkan dengan rasio D&B, rasio ini relative rendah (kurang dari 0,75), artinya perusahaan ini memiliki likuiditas yang baik. Perusahaan yang memiliki rasio rendah memiliki sedikit risiko kehilangan likuiditas.
· Current debt to inventory
Adalah rasio antara hutang lancar (current liabilities) dengan inventory
Current debt to inventory = 370 / 645 = 0,57
Analisis :
Jika dibandingkan dengan ratio D&B, rasio hutang lancar yang lebih kecil dibandingkan dengan persediaan menunjukan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memenuhi hutang lancarnya dengan menggunakan sisa persediaan.
· Quick ratio atau Acid test ratio
Quick ratio adalah rasio antara harta lancar (current assets) dikurangi persediaan (inventory) dibagi dengan hutang lancar (current liabilities).
Total Quick Assets Total Current Liabilities
Quick Ratio = X 100%
Dengan menggunakan contoh diatas, Qick ratio = (1420 – 645) / 370 = 2,1
Analisis :
Jika dibandingkan dengan rasio D&B, quick ratio yang lebih besar dari 1 di atas menunjukan bahwa harta lancar (setelah dikurangi dengan persediaan) dapat menutup hutang lancarnya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75 menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat menutup hutang lancarnya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan dengan current ratio karena quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya, sebaiknya rasio ini tidak kurang dari 100%.
II. Leverage Ratio atau Solvability Ratio
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kegiatan operasional perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. Rasio keuangan yang termasuk dalam leverage ratio adalah :
a. Total Debt to Tangible Net Worth
Rasio antara total hutang (termasuk hutang jangka panjang) dibagi dengan tangible net worth.
= (370 + 19) / (1829 – 389)
= 0,27
Analisis :
Rasio ini secara langsung membandingkan equity yang dimiliki pemilik dana yang disediakan oleh kreditor. Tangible net worth adalah equity pemilik (assets – liabilities) dikurangi intangible assets. Jika nilai rasio ini cukup besar, kreditor harus berhato-hati.
b. Current Debt to Tangible Net Worth
Adalah rasio antara hutang lancar (current debt) dengan tangible net worth.
= 370 \ (1829 – 289)
= 370 \ 1440 = 0,26
Analisis :
Rasio ini membandingkan hutang jangka pendek dengan dana yang disediakan oleh pemilik. Apabila nilai rasio ini besar (lebih besar dari 0,75), kreditor harus berhati-hati agar perusahaan dapat mengembangkan potensi kekuatan inovatifnya.
c. Fixed Assets to Tangible Net Worth
Adalah rasio antara fixed assts dengan intangible net worth
= 399 / 1440
= 0,28
Analisis :
Rasio ini membandingkan equity yang dimiliki dengan asset yang sifat turn over-nya rendah. Jika rasio ini relative rendah, asset selanjutnya harus dibiayai oleh stock issue.
d. Time Interest Earned
Adalah rasio antara laba sebelum pajak ditambah bunga (interest), dibagi bunga.
= (120 + 14) / 14
= 9,6
Analisis :
Rasio ini dapat mengukur risiko yang akan dihadapi perusahaan jika perusahaan tidak dapat memenuhi pembayaran bunga.
III. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio ini bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secera efektif dan efisien. Rasio ini dapat mengukur efisiensi kegiatan operasional suatu perusahaan karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada periode waktu tertentu.
a. Perputaran persediaan (inventory turn over)
Pada perusahaan dagang, biasanya hanya dikenal satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagangan (merchandise goods), rumus yang digunakan untuk menghitung perputaran persediaan pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Cost of Goods sold Average merchandise inventory
Merchandise turn over = =. …….kali
Pada perusahaan industri yang menggunakan proses pengolahan untuk menghasilkan suatu produk (dari bahan baku menjadi barang jadi) terdapat tiga jenis persediaan, yaitu :
- Persediaan bahan baku (raw material inventory)
- Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
- Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Tingkat perputaran dari masing-masing persediaan dapat diketahui dengan cara :
1. Row Material Turn Over
Yaitu jumlah seluruh bahan baku yang digunakan dalam suatu periode, dibagi dengan rata-rata persediaan bahan baku selama periode tersebut. Hasilnya dinyatakan dalam frekuensi.
2. Work in Process Turn Over
Yaitu jumlah pekerjaan dalam proses yang ditransfer menjadi produk jadi, dibagi dengan rata-rata persediaan bahan baku selama periode tersebut. Hasilnya dinyatakan dalam frekuensi.
3. Finished Goods Turn Over
Adalah seluruh biaya produk yang dijual, dibagi dengan rata-rata biaya persediaan barang jadi. Hasilnya dinyatakan dalam frekuensi. Dalam contoh diatas, perhitungan rasio antara penjualan dengan persediaan adalah sebagai berikut:
Perputaran persediaan = 3500 / 645
= 5,4
Analisis :
Nilai perputaran persediaan sebesar 5,4 artinya perusahaan itu memiliki jumlah perputaran persediaan sebesar 5,4 kali dalam satu tahun. Jika nilai rasio perputaran persediaan tinggi, berarti perusahaan tersebut memiliki tingkat persediaan yang ralatif rendah sehingga ada kemungkinan perusahaan tersebut akan kehabisan stok (stockout) serta mengalami keterlambatan dalam pengiriman pesanan dengan jumlah sangat besar. Sebaliknya, jika dengan tingkat perputaran persediaan yang sangat besar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memnuhi permintaan konsumen, berarti perusahaan tersebut memang telah bekerja secafa efisien dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
b. Periode Peumpulan Piutang (Collection Period)
Adalah rasio yang menunjukan perputaran piutang dibagi penjualan harian.
= piutang dagang (account receivables) x 365 hari \ net sales
= (590 x 365) \ 3500
= 62
Analisis :
Rasio tersebut menunjukan berapa lama (hari) penjualan terikat pada piutang atau berapa lama waktu yang diperlukan sejak perusahaan itu melakukan penjualan, sampai dengan penerimaan pembayaran tunai.
c. Perputaran harta tetap (Fixed Asset Turnover)
Adalah rasio antara penjualan (net sales) dengan harta tetap fixed assets)
Fixed assets turnover = 3500 / 399
= 8,8
Analisis :
Rasio ini mengukur efisiensi asset perusahaan dalam menciptakan penjualan. Nilai rasio yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan telah bekerja secara produktif tetapi tidak selamanya dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi (profitable) dalam investasi.
d. Perputaran seluruh modal kerja (Working capital turnover)
Ini adalah rasio untuk mengukur perputaran modal kerja perusahaan, yang dihitung dengan cara membagi penjulan (net sales) dengan harta lancar dikurangi hutang lancar.
Working capital turn over = 3500 / (1420 – 370)
= 3,3
Analisis :
Rasio ini dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja. Nilai rasio yang tinggi menunjukan penggunaan yang efisien. Tetapi sebaliknya jika nilai rasio ini sangat tinggi, ini berarti bahwa perusahaan tidak bekerja secara efisien dalam penggunaan modal kerjanya. Rasio likuiditas dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut.
IV. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio)
Rasio keuntungan adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifitas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba, meskipun demikian analisis rasio keuntungan dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.
a) Keuntungan atas modal sendiri (return on net worth)
Keunutngan atas modal sendiri disebut juga dengan ROE (Return on Equity). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan pembagian antara laba bersih (keuntungan netto sesudah pajak), dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan adalah :
ROE = laba bersih sesudah pajak dibagi dengan modal sendiri
= 70 / (1829 – 389)
= 0,05
Analisis :
Modal sendiri adalah tangible net worth dihitung berdasarkan aset hutang, dan intangible asset. Nilai rasio sebesar 5% menunjukan perusahaan itu menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih kecil dibandingkan rata-rata industri lainnya. Debt rasio dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
b) Profit Margin atau Sales Margin
Ini adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dibagi dengan penjualan:
Profit margin = 70 / 3500
= 0,02
Analisis :
Rasio tersebut dapat mengukur tingkat pengembalian penjualan. Rasio ini sangat berguna untuk mengetahui penyebab suksesnya perusahaan. Misalnya perusahaan dapat memperoleh keuntungan karena rendahnya margin penjualan (low sales margin) dan tingginya volume penjualan.
c) Produktivitas Aset
Ini adalah rasio antara pendapatan kasar dikurangi pajak, dibagi dengan total asset.
Produktivitas asset = (134 – 50) / 3500
= 0,02
Analisis :
Rasio ini mengukur produktifitas seluruh sumber daya yang digunakan perusahaan. Perbandingan angka ratio ini dengan rasio tahun sebelumnya dapat dipakai untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
d) Gross and operating margin
Rasio ini menunjukan sampai seberapa besar laba bruto penjualan dibandingkan dengan penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan.
Tabel 2
Laporan laba-rugi ditahan
(incame statement and retained earning)
31 Juli 2008
Penjualan bersih (net sales) Harga pokok penjualan (Cost of goods sold) Laba kotor penjualan (Gross profit) Kurang: biaya operasional (operating expenses) Rp. 500 Biaya penjualan (selling) Rp. 800 Biaya administrasi Laba kotor operasional (Gross Operating Profit) Penyusutan (Depreciation) Laba bersih operasional (net profit from operations) Tambah : pendapatan lain (other incame) Lisensi (Patent License) Pendapatan kotor (Gross incame) Kurang : pengeluaran lain (other expense): Interest on notes Rp. 12 Interest on bonds Rp. 2 Pendapatan bersih sebelum pajak (net incame before tax) Pajak (tax) Pendapatan bersih setelah pajak (net incame after tax) Kurang : dividen Addition to retained earning Retained earning 31 Juli 1978 Retained earning 31 Juli 1979 | Rp 3500 2040 1460 1300 160 60 100 34 134 14 120 50 70 55 15 925 940 |
Rasio antara gross margin dan penjualan :
= 1460 / 3500
= 0,42
Rasio antara operating margin dan penjualan :
= 160 / 3500
= 0,05
Analisis :
Rasio-rasio diatas sangat penting dalam upaya menganalisis kegiatan operasioanal secara mendetail. Dalam studi kasus rasio perbandingan untuk periode waktu yang berbeda sangat diperlukan sehingga kecendrungan perkembangan analisis keuangan perusahaan dapat diketahui secara tepat.